putra mandaya

Mengenai Saya

Foto saya
gaya hidup masa kini...

Rabu, 18 Mei 2011

SEPERTI AKU MENCINTAIMU

SEPERTI AKU MENCINTAIMU

Ucapkanlah kerinduanmu pada embun yang luruh
Melalui lereng daun, meresap ke pembuluh akar
Melalui rongga bumi yang gelap dan rahasia
Seperti aku mencintaimu
Segala sesuatu bermula dari hening
Sebagaimana batas antara awal dan akhir
Kita berada diantaranya menerima warisan debu, darah,
air dan cahaya
Seperti aku mencintaimu
Yang punah di ujung hari, gugur di kaki sejarah
Adalah huruf untuk di baca kemudian
Tatkala kita bersidekap dalam genangan air mata
Seperti aku mencintaimu
Seperti jentera yang berputar
Pada gulungan samudera
Tanpa pernah kita tahu dimana porosnya
Seperti aku mencintaimu
Hingga akhir hayat nanti

baca selengkapnya......

Sabtu, 14 Mei 2011

Tips dan Trik

1. PC tidak menyala (tidak bisa menjalankan sistem operasi)


Jika PC tidak mau menyala, bukan berarti hardisknya yang rusak.Periksa dulu kabel power, mungkin terlepas atau aliran listrik yang terputus.Kalau listrik mengalir dan fan power supplay telah berputar, BIOS juga aktif,namun tidak bisa masuk ke sistem operasi, maka kemungkinan ada system file yang terhapus.Tandanya jika ada pesan invalid system disk atau missing operating system.
Problem yang boleh dibilang gawat adalah jika hardisk dari PC sama sekali gak mau diakses. Periksa dulu kabel datanya, kalau kabel data sudah terpasang denan baik dan bios bisa mendeteksi hardisk anda, maka kemungkinan penyebabnya adalah serangan virus, kerusakan secara mekanis, dan program-program buruk yang mengatur hardisk, menginstal system operasi yang berbeda, atau program partisi yang malah merusak hardisk, oleh karena itu hati-hati terhadapp vrus dengan mengupdate anti virus secara teratur dan jangan asal menginstal program.
Jika komputer masih tidak bisa booting jangan panik, coba periksa MBR (master boot record) mungkin rusak. Jika memang rusak kita bisa membuatnya kembali dengan fitur yang ada di windows 95, 98 ME,atau dari program antivirus atau utility lain, caranya masukan disk start up lalu ketik FDISK / MBR.
Untuk mengembalikan file yang hilang pada windows 95, 98, atau Me (bukan windows 2000 atau xp), nyalakan PC dengan disket windows start up, dan setelah muncul prompt A: , ketikan SYS C: lalu klik enter. Computer akan mengcopy system-system file dari disket ke hardisk.
Jika anda memiliki aplikasi system suite atau system works, berarti sudah ada fasilitas disk manajemen atau recovery di dalamnya. Ini cukup berati untuk mengaman kan komputer anda dari kerusakan system.

2. Komputer Mau Hidup Tetapi Tidak Mau Booting
Cara Mengatasinya :
Kenali Terlebih dahulu Bunyi Beep :
Beep 1 kali saja Tanda bahwa kondisi komputer baik
Beep 1 kali, panjang Terdapat problem di memory
Beep 1 kali panjang dan 3 kali pendek Kerusakan di VGA card
Beep 1 kali panjang dan 2 kali pendek Kerusakan di DRAM parity
Beep terus menerus Kerusakan dimodul memory atau memory video
- Cek dengan menggunakan software diganosa seperti sisoft sandra, PC mark04, PC mark05 dll
- jika berdasarkan hasil diagnosa sesuai dengan ciri-ciri bunyi Beep
di atas, cek kembali apakah perangkat yang disebutkan di atas itu apakah sudah terpasang dengan benar, atau kalau perlu diganti beli baru saja.

3. Komputer Mau Booting Tetapi Selalu “Safe Mode “ (untuk masuk ke safe mode tekan F8)
Cara Mengatasinya :
- restart kembali komputer anda
- jika masih trouble install ulang windows anda
- jika masih safe mode juga, berarti Hardisk anda bermasalah
- cek dengan : scan disk

4. Komputer tampak lamban saat start-up


Jika anda memiliki system configurasi utility
• Pilih tab star-up dan bersihkan kotak cek untuk program yang tidak anda ingin muat setiap kali windows dimuat, saat pertama menyalakan komputer.
• Pilih tab win ini dan klik tanda tambah di sebelah bagian (windows). Cari baris yang diawali dengan load = atau = run, dan bersihkan kotak cek untuk item yang tidak ingin anda muat.
• Pilih OK, kemudian keluar dari program system configuration dan restart windows.

baca selengkapnya......

Trik Dan Tips Belajar KOMPUTER

Trik Dan Tips Belajar KOMPUTER

1. Sering2lah bertanya tentang segala sesuatu tentang dunia komputer baik yang mungkin maupun tidak mungkin
2. Pelajari, cari semua artikel,beli buku,trus langkah berikutnya segera praktekkan hal baru yang baru saja anda ketahui,jang menunda2
3. Sering2lah melakukan uji coba(otodidak), walaupun resiko terbesarnya adalah rusak tetapi ilmu anda akan semakin dalam (kayak laut aje...)
4. Carilah cara yang tidak umum atau metode yang jarang orang menggunakannya, dan kalau bisa ciptakanlah sesuatu/teori baru yang belum ada sebelumnya atau pengembangan dari teori yang sudah ada.
5. Jangan mudah percaya kepada orang pintar,orang2 yang mengaku ahli bidang IT (Seperti Roy Suryo),karena semua ucapannya harus dibuktikan dan diuji.
6. Hormatilah para hacker,sniffer,pembuat virus dan antivirus,blogger (seperti Mr.Jojo ini he..he..he..) dan para er..er..er.. yang lain karena peran merekalah yang membuat dunia IT menjadi lebih "Berwarna"
7. Terakhir....Cintailah para blogger seperti gw neh,,, hehhehhe

baca selengkapnya......

Tips Cara Belajar Komputer Sendiri Dengan Media Internet Gratis

Tips Cara Belajar Komputer Sendiri Dengan Media Internet Gratis Versi Bahasa Indonesia Dan Inggris


Hallo semua. Artikel ini saya buat untuk membantu orang2 yang malu bertanya soal komputer ataupun yang ingin belajar sendiri memahami komputer. Kalaupun ada yang sudah tahu atau sering mempergunakan ini biarlah artikel ini menjadi pengingat.

Sebenarnya ada beberapa bahkan banyak situs yang menyediakan informasi tentang komputer. Namun kadangkala kita menghiraukannya ataupun karena memang kita belum tahu. Berikut ini adalah beberapa situs yang memuat banyak sekali info berguna bahkan tips dan trik di dunia komputer. Untuk bahasa indonesia, kalian bisa bermain main di :

* ketok.com
* ilmu komputer
* jasakom.com

Sedangkan utk yang bisa english, kalian bisa mencoba masuk ke situs berikut :

* newestech.com
* everythingcomputers.com

Saya harap link tadi bisa bermanfaat utk mengembangkan pengetahuan komputer di tanah air.

baca selengkapnya......

Tips & Trik

Tips & Trik


Anda mahasiswa yang luntang-luntung kurang kerjaan? Sudah mulai mual ndengerin kuliah pak dosen? Mulai bete dengan suasana kos-kosan? Apalagi teman dekat sudah mulai pindah kos karena nggak tahan anda utangin terus hehehe. Pingin teriak sekeras-kerasnya tapi takut ditimpukin tetangga? Atau dulu punya mimpi pingin ikut mbangun republik tercinta, tapi jangankan itu, mbangun diri sendiri saja susah bo) Apa salah jurusan yah? Padahal dulu dah baca-baca tulisantips dan trik memilih jurusan. Bingung karenanggak dapat apa-apa di universitas. Jadi makin terseok-seok dan tanpa ruh kalau baca tulisan tentangjenis mahasiswa. Hmmm … coba deh ikuti tulisan ini, siapa tahu ada tips yang cocok dan bisa bikin semangat bangkit.

1.

Bangun tidur, berdiri di depan kaca, ucapkan bahwa andalah yang terbaik di kos-kosan ini (Ya soalnya anda sendirian sekarangD ) Kalau anda merasa itu kurang, ucapkan bahwa andalah yang terbaik di kelas anda atau terganteng di kampus anda. Yakinilah bahwa anda adalah manusia pilihan, paling tidak terpilih sebagai wakil desa anda yang bisa kuliah di universitas ini. Atau kalau lebih pede lagi, bilang bahwa andalah makhluk terbaik di muka bumi, ya memang benar, paling tidak dibandingkan dengan hewan dan tumbuhanP
2.

Mandi yang bersih, sisir dan rapikan rambut anda. Ambil handphone, bikin senyuman paling manis, foto wajah anda. Ulangi lagi kalau masih kurang enak dilihat. Kalau sampai 10 kali jepretan masih juga kurang enak di lihat, ambil secara acak saja. Mungkin wajah anda memang tidak terlalu enak dilihat)
3.

Nyalakan komputer, akses internet, nggak usah ke mana-mana, langsung saja bukahttp://wordpress.com. Buat account blog di sana.
4.

Renungi hidup anda, ingat-ingat lagi perjalanan hidup dari kecil sampai sekarang dan apa yang telah anda lakukan. Masuk ke menu administrasihttp://wordpress.com, klikWrite->Page. Buat tulisan dengan judulAbout Me, tuliskan resume, kisah hidup dan Curriculum Vitae (CV) anda. Tuliskan “apa saja” seluruh kegiatan anda di sana. Dari lahir, SD, SMP, SMA dan kuliah. Pernah jadi ketua OSIS, sekretaris, bendahara atau pesuruh OSIS? Atau pernah ikutan nyembelih kambing kurban, pernah jadi penjaga masjid, pernah bikin workshop komputer, pernah menang lomba balap karung, cerdas cermat atau lomba gambar di kampung. Tulis semuanya. Kerahkan seluruh ingatan anda, anggap saja nostalgia. Sekali lagi, tulis semua, apapun yang anda lalui di “Page” berjudulAbout Me tadi. Sudah puas? Klik “Publish“. Kalau ada yang kurang tambahi lagi, kalau merasa halaman itu nggak cukup dan harus tulis dalam OO Writer atau MS Word, copy and paste saja draft tadi. Jangan lupa convert ke PDF dan upload di halamanAbout Me. Perbaiki terus CV anda setiap ada kegiatan yang anda lakukan, sekecil apapun. Beri juga skrinsyuut kalau diperlukan. Oh ya, foto manis anda tadi jangan lupa dipasang di halamanAbout Me, kalau pingin contoh, termasuk gimana nempatan CV versi PDFcek di sini deh )
5.

Sekarang ayok berdiri, jalan ke meja belajar anda. Kenangi kehidupan kampus anda, senangnya ketika diterima di universitas ini, semangatnya ikutan ospek (atau apa ya namanya sekarang?), dosen-dosen anda yang baik dan menyenangkan, nilai mata kuliah anda yang naik turun (yang pasti lebih banyak turunnya;) ), dan mungkin juga teman-teman mahasiswi anda yang sudah menolak cinta anda) Kenang semua. Olala, ada kenangan manis disaat anda berjaya dengan satu mata kuliah yang anda senangi, dosennya juga maknyus kalau ngajar, dan anda akhirnya anda mendapatkan berkah nilai A diantara tumpukan nilai C, D dan E.
6.

Mata kuliah apa itu ya, yang dulu anda senangi? Cari buku catatan anda, obrak abrik meja belajar untuk nyari buku textbook mata kuliah itu. Ketemu? Oalah anda ternyata jagoanRekayasa Perangkat Lunak. Ok sekarang lihat lagi tulisan di buku catatan anda yang sudah lusuh. Cocokan dengan buku textbook. Sekarang tulis kenangan anda tentang mata kuliahRekayasa Perangkat Lunak itu. Jangan tulis yang lain, konsentrasi saja ke satu mata kuliah itu. Tulisan apapun asal berhubungan denganRekayasa Perangkat Lunak. Satu topik tulisan cukup 4-6 paragraf saja, jangan kepanjangan. Kalau belum puas, buat lagi topik lain, batasi juga 4-6 paragraf. Nulisnya diWrite->Post lho ya, jangan lupa.
7.

Kurang bahan? Dulu kayaknya pernah pinjem buku bagus tentangRekayasa Perangkat Lunak diperpustakaan? Ok, kebetulan dah masuk waktu dhuhur dan makan siang. Jangan lupa mampir dulu untuk sholat dhuhur di masjid samping kos-kosan, dan makan siang di warteg andalan. Ok, genjot sepeda ke kampus, langsung ke perpus. Cari buku kenangan anda tadi. Juga cari banyak berita dan tulisan populer tentang software dan metode pengembangan. Kalau perpus ada internet, balik lagi kehttp://wordpress.com anda. Lanjutkan tulisan-tulisan anda.
8.

Ops nggak terasa sampai maghrib di perpus. Sholat, makan malam dan pulang. Ingat-ingat deh dulu kayaknya pernah ngerjainTugas Mandiri berhubungan dengan software? Ok kumpulin file-filenya yuk. Dari mata kuliah apa saja lah, bisa Rekayasa Perangkat Lunak, Dasar Pemrograman, Pemrograman berorientasi Obyek, atau apapun. Kalau ada program yang dulu dibuat juga kumpulin. Dibahas saja program yang pernah dibuat, sekaligus dibagi gratis tuh codenya. Walah bisa jadi satu kategori baru tuh di blog)
9.

Sebelum tidur, baca bismillah, dan ucapkan syukur hari ini anda sudah melakukan kegiatan yang sangat baik dan produktif, kegiatan yang bisa membanggakan orang tua, teman, tetangga, dan dosen anda. Dan Insya Allah bisa menjadi bekal kontribusi anda ke republik tercinta ini.
10.

Bangun pagi, nggak usah kebanyakan tidur, anda bukan bayi lagi) Sholat shubuh dan lanjutkan petualangan hidup anda.
11.

Sebelum masuk kuliah baca-baca buku dulu deh, hari ini pak dosen mau ngajari apa, siapa tahu bisa jadi bahan tulisan. Kalau ada waktu pagi bikin resume ataurangkuman bab yang pak dosen akan ajar. Insya Allah saya jamin anda akan masuk ke kelas dengan suasana yang berbeda. Anda tidak lagi tidur. Horeeee! Lho kok bisa, ya soalnya anda jadi pingin konfirmasi ke pak dosen, yang anda pahami dari rangkuman tadi bener nggak. Dan anda akan nyimak karena anda berharap bisa jadi bahan tulisan. Ada kemungkinan anda akan lebih pinter dari pak dosen, karena kadang saking sibuknya ngerjain proyek, pak dosen kadang lupa belajar … hihihi. Kalau ada pertanyaan yang nggak bisa dijawab pak dosen, anda angkat tangan saja, bilang bahwa pernah mengupas tuntas masalah itu, sebutkan URL blog anda. Bantu dosen anda jawablah, siapa tahu malah nanti diminta bantu dosen ngerjain proyek atau malah jadi asisten dosen. Cuman jangan galak-galak sama adik kelas yah, jaman dosen bangga karena nggak ngelulusin mahasiswa sudah kuno. Yang trend sekarang dosen gaul, kayak sibroer sang dosen flamboyan (ngajar di semua kampus di jakarta bo) dan mbahIMW dari gundar)
12.

Lanjutkan perdjoeangan. Mudah-mudahan semester ini tumpukan nilai A anda semakin banyak. Dan Insya Allah saya jamin, anda tidak akan kesulitan ngerjain skripsi atau TA di semester akhir. Kok bisa? Ya, anda sudah terbiasa banyak baca dan nulis, ini modal penting bikin skripsi. Logikanya kalau anda banyak nulis, pasti banyak baca tho ) Jangan lupa untuk submit artikel-artikel anda diIlmuKomputer.Com, prosedurnya ada di sini nih. Ini penting karena kabarnya numpang nampang di IlmuKomputer.Com bisa bawa hoki, bisa dapat jodoh, pekerjaan, project atau ketularan gemuk dari Yang pasti bisa bantu ningkatin traffic blog anda)
13.

Kalau kebiasaan 1-12 anda lakukan sampai anda lulus, Insya Allah anda tidak akan kesulitan mencari pekerjaan. Justru pekerjaan yang akan mencari anda. Tulisan-tulisan anda diblog sudah di-indeks oleh banyak mesin mencari. Bahkan mungkin kalau oranggoogling dengan keyword “Rekayasa Perangkat Lunak Indonesia“, yang muncul nomor satu adalah blog anda. Anda nggak perlu bawa CV ke mana-mana karena anda sudah tulis di blog anda. Tentu anda akan semakin surprise kalau ada penerbit yang nawarin membukukan tulisan-tulisanRekayasa Perangkat Lunak yang anda telateni selama ini. Kesempatan jadi dosen bukan mimpi lagi, lha wong yang nulis bukunya anda je. Wajar tho sekalian ngajar;) Malah anda mungkin sudah ditokohkan oleh masyarakat Indonesia di bidang Rekayasa Perangkat Lunak? Amiiin. Cuman jangan sombong, sombong itu temannya setan)
14.

Akhirnya, alhamdulillah anda telah sukses melewati kehidupan mahasiswa anda dengan baik. Bukan karena siapa-siapa, tapi karena perdjoeangan anda sendiri, karena tangan anda sendiri, dan tentu saja pertolongan dari yang DIATAS. Jangan lupa, tetap lanjutkan perdjoeangan di kehidupan baru.

baca selengkapnya......

Jumat, 13 Mei 2011

Pengertian Reading atau Membaca

Pengertian Reading atau Membaca

Membaca merupakan suatu hal yang melibatkan banyak hal,
tidak hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktivitas
visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual .
membaca merupakan proses menerjemahkan symbol tulisan (huruf) ke
dalam kata-kata lisan atau ucapan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca
meliputi pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis
dan kreatif.
Menurut Klein, pengertian membaca meliputi 3 hal yaitu (1)
membaca sebagai suatu proses, (2) membaca adalah strategis, (3)
membaca merupakan interaktif.
Maksudnya membaca sebagai suatu proses adalah bahwa informasi
yang diperoleh dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca
menjadi peranan utama dalam membentuk makna, sedangkan membaca
dikatakan strategis karena pembacanya menggunakan berbagai strategi
yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna.
Adapun strategi yang digunakan oleh pembaca bervariasi sesuai dengan
jenis teks dan tujuan yang ingin dicapainya. Selanjutnya membaca
dikatakan interaktif apabila ada unsur keterlibatan antara pembaca dengan
teks yang dibaca. Adapun teks yang dibaca sebaiknya mudah difahami
(readable) isinya, sehingga terjadi interaksi antara pembaca dengan teks

baca selengkapnya......

Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat dengan Menggunakan Metode Speed Reading

Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat dengan Menggunakan Metode Speed Reading

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siswa mampu membaca bukan karena secara kebetulan atau didorong oleh inspirasi, tetapi karena diajari. Membaca bukanlah kegiatan alamiah, tetapi seperangkat komponen yang dikuasai secara pribadi dan bertahap, yang kemudian terintegrasi dan menjadi otomatis. Dalam hal ini William S. Gray (dalam I Gusti Ngurah Oka 2005: 34) menekankan bahwa membaca tidak lain daripada kegiatan pembaca menerapkan sejumlah keterampilan mengolah tuturan tertulis (bacaan) yang dibacanya dalam rangka memahami bacaan.
Dalam proses pembelajaran biasanya seorang pembelajar merasakan nikmatnya membaca bukan hanya sebagai peristiwa pemecahan kode, tetapi lebih sebagai penerimaan pengetahuan dan kebahagiaan. Orang seperti akan tampil tenang dan matang karena memiliki berbagai pengalaman tambahan seperti ia bisa menikmati dari bukan hanya fiksi tetapi juga non fiksi yang dibacanya. Ditinjau dari segi anak kemungkinan mereka menemukan kegembiraan tetapi sangat bergantung pada asuhan dan arahan para orang tua dan guru.
Tujuan tambahan pelajaran membaca adalah menciptakan anak yang gemar membaca. Biasanya hal ini dapat diransang dengan mempergunakan cerita. Karena cerita pasti menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Hal ini dapat dipahami dengan melihat bagaimana bersemangat mengisahkan pengalamannya dengan tuturan orang lain dalam perjalanan waktu berkembang menjadi kemampuan menyerap dan menganalisa pengalaman, dalam bentuk pengalaman contoh panutan. Anak memanfaatkan kemampuan membacanya dengan santai, sesuai dengan kebutuhan: apakah sekedar kenikmatan atau penambah pengetahuan.
Tetapi dalam era yang maha cepat sekarang, ketika tanpa kita kehendaki tuntutan kehidupan meningkat, pembaca tak lagi boleh hanya sebagai membawa kenikmatan, tetapi sebagai alat pencapai percepatan itu sendiri. Artinya orang wajib mengejar semua informasi. Ia harus memiliki keterampilan mengumpulkan data dengan cepat sekaligus benar. Dan disini membaca cepat menjadi utama.
Muchlishoh (1992: 153) mengatakan membaca cepat yaitu jenis membaca yang diberikan dengan tujuan agar para siswa dalam waktu singkat dapat membaca secara lancar, serta dapat memahami isinya. Sementara itu, Soedarso, Speed Reading (Gramedia, cet. 11,2004) mengatakan “metode speed reading merupakan semacam
latihan untuk mengelola secara cepat proses penerimaan informasi”. Seseorang akan dituntut untuk membedakan informasi yang diperlukan atau tidak. Informasi itu kemudian disimpan dalam otak.
Speed reading juga merupakan keterampilan yang harus dipelajari agar mampu membaca lebih cepat. Tidak ada orang yang dapat membaca cepat karena bakat. Maka itu harus dipahami bahwa membaca cepat bukanlah melulu cepat memecah kode dan segera menyelesaikan sebuah buku. Membaca cepat adalah bagaimana kita dapat membaca dengan pemahaman yang lebih baik dalam waktu lebih cepat serta mengingatnya dengan baik pula. Bersamaan dengan hal tersebut di atas Supriyadi (1995: 127) menyatakan “keterampilan membaca yang sesungguhnya bukan hanya sekedar kemampuan menyuarakan lambang tertulis dengan sebaik-baiknya namun lebih jauh adalah kemampuan memahami dari apa yang tertulis dengan tepat dan cepat”.
Untuk hasil yang demikian besar tentu diperlukan cara. Dan pendekatan yang pertama adalah mengetahui apa yang ingin kita kuasai. Dengan begitu, kita tidak membuang waktu membaca informasi yang tidak relevan dengan yang kita cari. Diantaranya dengan meyakini maksud atau tujuan, yang melahirkan fokus dan berdampak konsentrasi. Kesemua itu memerlukan teknik yang sering kali berbeda dari orang ke orang. Riris K. Toha Sarumpaet (Gramedia, cet. 51, 2005) mengatakan bahwa:
Yang pertama berkaitan dengan jenis serta ketepatan kwalitas penerangan dan yang kedua mengenai postur serta cara duduk bahkan penentuan jarak dan letak buku. Sambil melorot, melingkar, membungkuk, atau berbaring dan bersantai bukanlah cara yang tepat. Buku sebaiknya berada pada sudut 450 dari mata.
Selain itu, Riris K. Toha Sarumpaet (Gramedia, cet. 51, 2005) mengatakan bahwa ada empat cara atau alternatif membaca yaitu:
1. Membaca kata perkata, baris demi baris, yang sangat berguna untuk membaca materi yang sulit.
2. Skimming, yaitu alinea pilihan atau baris pertama alinea.
3. Scanning, yaitu memeriksa semua materi untuk mencari sesuatu yang khas misalnya nama atau angka.
4. Membaca visual, mengejar kelompok kata dengan urutan mana suka. Cara ini cocok untuk memahami bacaan yang agak sulit serta yang mudah.
Membaca cepat tentu saja bukan tujuan, sebab keterpahamanlah yang tujuan dalam membaca cepat. Speed reading adalah metode, metode ini bisa mengangkat kita dalam labirin bacaan yang tak jelas ditengah banjir bahan bacaan saat ini. Speed reading bisa pula dikatakan mencari gizi dari sebuah bacaan.
Collin Rose dalam K.U.A.S.A.I Lebih Cepat (Kaifa, 1999) dan Soedarso, Speed reading, (Gramedia, cet. 11, 2004) mengatakan bahwa membaca cepat memiliki beberapa efek, yaitu:
1. Mencegah godaan setan membaca ulang atau regresi. Kerap sekali kita melakukan itu. Entah disebabkan tidak percaya diri bahwa kalimat yang sudah kita lewati terlupa atau karena kebiasaanm dibangku pendidikan yang selalu mentradisikan anak didiknya menghafal. Atau tiba-tiba muncul dibenak yang membisikkan bahwa ada sesuatu yang tertinggal dibelakang. Jadi membaca cepat membuat kita bisa berlari sekencang-kencangnya.
2. Membaca cepat adalah upaya melepas ketergantungan pada mendengar kata-kata yang dibenak. Terkadang kita tak sadari walau dalam kondisi mulut terkatub kita masih bersedia mendengar bunyi yang menggema dalam pikiran.
3. Membaca cepat bisa melepaskan kita dari gerakan fisik yang tak perlu seperti menggerakkan kepala atau memakai jari atau memakai alat seperti lidi atau pensil mengikuti kemana baris-baris melangkah.
Dengan menggunakan teknik membaca cepat para siswa diharapkan dapat lebih efesien dalam menggunakan waktu dalam belajar. Data survey menunjukkan bahwa lima dari empat puluh siswa yang telah mampu menggunakan pola speed reading dapat memahami suatu bacaan dengan sama baiknya dengan siswa yang belum menguasai speed reading. Dengan pola pelatihan yang kontiniu diharapkan para siswa dapat membaca dengan kecepatan hingga 800 kata per menit tanpa menghilangkan makna bacaan.
Pengenalan ini menambah kecepatan karena konsentrasi pada format yang sudah hampir baku. Jadi kita tidak lagi mengharap-harap atau merisaukan yang tidak perlu, dari segi format atau sistematika memang membaca cepat dapat membantu penyelesaian pekerjaan. Untuk kecepatan yang kita kejar, kita kehilangan dan meninggalkan banyak kata serta beragam rasa dan nuansa. Oleh karena itu harus tetap diingat penting dan perlunya membaca sebagai pembawa kenikmatan rohani, sebagai penyeimbang. Karena kita tidak mungkin sanggup bertahan hanya mengejar dan mengingat begitu banyak informasi tanpa menghayati dan menghidupinya. Oleh sebab itu jangan lupa meninjau membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Sesuai dengan harapan tersebut, sekolah dasar berperan sangat penting. Karena sekolah dasar adalah wadah pertama penanaman segala keterampilan hidup, termasuk keterampilan membaca. Maka sekolah dasar perlu memasyarakatkan kegiatan membaca, terutama membaca cepat.
Berbeda halnya dengan harapan di atas, proses belajar membaca yang diselenggarakan oleh pendidik saat ini hanya menekankan pada kemampuan siswa untuk membaca tanpa memandang keefektifan dan keefesienan proses membaca itu sendiri. Fakta ini akan mengakibatkan ketertinggalan siswa akan informasi yang berkembang dengan sangat cepat dan gencar.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk memberikan sedikit solusi bagaimana upaya agar kemampuan membaca siswa khususnya di sekolah dasar dapat ditingkatkan, dan mereka dapat mengimbangi laju bahan bacaan yang semakin hari semakin gencar. Untuk itu penulis memberi judul penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat dengan Menggunakan Metode Speed Reading Bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 31 Batipuh”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan membaca cepat dengan menggunakan metode speed reading bagi siswa kelas V sekolah dasar negeri 31 Batipuh. Secara terperinci rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagaimana merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) membaca dengan menggunakan metode speed reading sehingga dapat menunjang peningkatan kemampuan membaca cepat siswa di kelas V sekolah dasar.
2. Bagaimana melaksanakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) membaca tersebut sehingga dapat menunjang peningkatan kemampuan membaca cepat siswa di kelas V sekolah dasar.
3. Bagaimana format penilaian dalam pembelajaran membaca yang menggunakan metode speed reading sehingga dapat menunjang peningkatan kemampuan membaca cepat siswa di kelas V sekolah dasar.
4. Bagaimana bentuk hasil yang telah dicapai siswa di kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran membaca yang menggunakan metode speed reading.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka secara umum tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendeskripsikan tentang cara meningkatkan kemampuan membaca cepat melalui metode speed reading bagi siswa kelas V sekolah dasar.
Secara terperinci tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Rancangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) membaca dengan menggunakan metode speed reading sehingga dapat menunjang peningkatan kemampuan membaca cepat siswa di kelas V sekolah dasar.
2. Pelaksanaan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) membaca tersebut sehingga dapat menunjang peningkatan kemampuan membaca cepat siswa di kelas V sekolah dasar.
3. Format penilaian dalam pembelajaran membaca yang menggunakan metode speed reading sehingga dapat menunjang peningkatan kemampuan membaca cepat siswa di kelas V sekolah dasar.
4. Hasil yang telah dicapai siswa di kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran membaca yang menggunakan metode speed reading
D. Manfaat Penelitian
Adapaun manfaat yang dapat diambil dari penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam pengajaran membaca yang menunjang kepada peningkatan kemampuan membaca cepat siswa di kelas V sekolah dasar.
2. Memberikan informasi kepada guru sekolah dasar tentang pentingnya kemampuan membaca cepat sekaligus sebagai salah satu panduan dalam menjalankan tugas mengajar yang menyangkut dengan upaya membimbing siswa terampil dalam membaca cepat.
3. Lebih meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas V sekolah dasar dalam keterampilan membaca cepat.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. KAJIAN TEORI
1. Membaca
a. Pengertian Membaca
Anderson dalam tarigan (1980:8) menyangkut linguistik menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu proses penyandian kembali (rekonding process) dan proses pembacaan sandi (dekonding process). Aspek ini menghubungkan kata-kata tulis (written words) dengan makna bahasa lisan (oral languange meaning). Hal ini mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
Hudgson (1960:43) mengatakan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui kata-kata dalam bahasa tulis.. Suatu proses yang menuntut pembaca agar dapat memahami kelompok katayang tertulis merupakan suatu kesatuan dan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan makna kata-kata itu dapat diketahui secara tepat. Apabila hal ini dapat terpenuhi maka pesan yang tersurat dan yang tersirat dapat dipahami, sehingga proses membaca sudah terlaksana dengan baik.
Seseorang yang sedang membaca berarti ia sedang melakukan suatu kegiatan dalam bentuk berkomunikasi dengan diri sendiri melalui lambang tertulis. Makna bacaan tidak tidak terletak pada bahan tertulis saja, tetapi juga terletak pada pikiran pembaca itu sendiri. Dengan demikian makna bacaan bisa berubah-ubah tergantung pembaca dan pengalaman berbeda yang dimilikinya pada waktu membaca dan dipergunakannya untuk menafsirkan kata-kata tulis tersebut. Seorang pembaca yang baik adalah seorang yang dapat mengambil tanggapan mengenai bahasa (ide, stye, dan kematangan pengarang) dan pengertian dengan kecepatan yang lumayan (Gusnetti, 1997:13).
Soedarso (1991:4) menjelaskan kemampuan membaca yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bacaan. Dalam hal ini guru mempunyai peranan yang sangat besar untuk mengembangkan serta meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam membaca. Usaha yang dapat dilakkan guru diantaranya (1) Dapat menolong para siswa untuk memperkaya kosakata mereka dengan jalan memperkenalkan sinonim kata-kata, antonim, imbuhan, dan menjelaskan arti suat kata abstrak dengan mempergunakan bahasa daerah atau bahasa ibu mereka, (2) dapat membantu para siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan disertai latihan seperlunya, (3) dapat meningkatkan kecepatan membaca para siswa dengan menyuruh mereka membaca dalam hati, menghindari gerakan bibir, dan menjelaskan tujuan membaca.
Seseorang yang dapat memahami suatu bacaan atau wacana, akan menemukan wujud skemata yang memberikan usulan yang memadai tentang suatu bacaan. Proses pemahaman suatu bacaan adalah menemukan konfigurasi skemata yang menawarkan uraian yang memadai tentang suatu bacaan. Sampai sekarang konsep skema merupakan jalan yang paling memberikan harapan dari sudut wacana pada umumnya. Karena skemata merupakan bagian dari penyajian pengetahuan latar, luasnya pengetahuan dan pengalaman pembaca merupakan salah satu dasar bagi kokohnya rancangan yang menggunakan konsep skema.
Tarigan (1980:18) mengatakan guru yang mau mengetahui kemampuan siswa tentang suatu bacaan dapat melakukannya dengan cara (1)Mengemukakan berbagai jenis pertanyaan, (2) mengemukakan pertanyaan yang jawabannnya dapat ditemukan oleh siswa secara kata demi kata (verbalim), (3) menyuruh siswa membuat rangkuman atau ikhtisar, (4) menanyakan ide pokok apa yang dibaca.
Be (1980:40) menjelaskan, kemampuan pemahaman yang diperlukan dalam membaca meliputi (1) memahami kosakata yang dipakai dalam bahasa umum dan dapat menyimpulkan artinya dalam konteksnya, (2)memahami bentuk-bentuk sintaksis dan ciri-ciri morfologi tertulis yang didapatkan dalam bacaan, (3) dapat mengambil kesimpulan dan tanggapan yang valid dari bahan yang dibaca.
Berdasarkan pernyataan di atas maka kemampuan membaca adalah bagaimana seseorang dapat memahami dengan baik apa pesan yang disampaikan dalam bacaan itu, sehingga informasi yang diserap dapat diungkapkan kembali dengan tepat, baik secara lisan maupun secara tulisan.
Abdullah (1990:2) mengungkapkan bahwa membaca adalah salah satu kegiatan aktif mencari informasi yang kita dapat dalam bacaan. Dengan sendirinya, kebiasaan-kebiasaan membaca akan membuka cakrawala berfikir dalam menghadapi suatu masalah. Dalam membaca, diharapkan pembaca memahami apa yang dibaca, sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
b. Unsur-unsur yang Terkandung dalam Membaca
Abdullah (1990:2) mengatakan:
Unsur-unsur kemampuan membaca dapat ditelusuri dari pengertian membaca yang telah dikemukakan. Pertama, karena membaca itu merupakan interaksi dengan bahasa yang telah diubah menjadi cetakan, maka kemampuan memahami lambang-lambang bunyi merupakan penentu utama keberhasilan membaca. Kedua, karena hasil interaksi dengan bahasa cetak itu merupakan pemahaman, maka kemampuan memaknai susunan lambang-lambang bunyi juga merupakan unsur penentu keberhasilan membaca. Ketiga, karena kemampuan membaca itu berhubungan erat dengan kemampuan berbahasa lisan, maka unsur-unsur kemampuan fisik, misalnya kemampuan mata dan kemampuan mengendalikan gerak bibir juga mempengaruhi keberhasilan membaca. Keempat, karena membaca itu merupakan proses aktif dan berlanjut yang dipengaruhi langsung oleh interaksi seseorang dengan lingkungannya, maka keberhasilan membaca juga dipengaruhi oleh unsur kecerdasan serta pengalaman membaca yang dimiliki.
c. Jenis-jenis Membaca
Bermacam-macam kelakuan dan tujuan manusia dalam membaca, semua tergantung kepada niat dan sikap dari si pembaca. Dalam hal ini ada 2 jenis membaca yang didasarkan kepada tingkat dan kemauan berdasarkan kepada tujuan dan kecepatan.
1) Membaca Berdasarkan Tingkatannya
Agustina (1990:10) membagi membaca menjadi 4 jenis, yaitu membaca permulaan, membaca inspeksional, membaca analitis, dan membaca sintopikal. Lebih lanjut jenis membaca tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a.) Membaca Permulaan
Membaca permulaan dianggap sebagai membaca tingkat dasar. Ini lebih mengutamakan kegiatan jasmani atau fisik. Kesanggupan menyuarakan lambang-lambang bahasa tulis serta menangkap makna yang berada dibalik lambang-lambang tersebut adalah sebahagian kegiatan yang dilakukannya.
b.) Membaca Inspeksional
Membaca inspeksional berkaitan dengan masalah waktu yang tersedia untuk membaca. Pembaca hanya mempunyai waktu yang relatif singkat, sedangkan pembaca harus menyelesaikan.
c.) Membaca Analitis
Membaca analitis bukan hanya sekedar menyuarakan lambang bahasa dan menangkap makna yang berada dibalik lambang itu saja, tetapi lebih dari itu, kegiatan mental setelah kegiatan jasmani pada pembaca jenis ini sangat diperlukan. Karena membaca analitis merupakan membaca lengkap, baik dan sempurna yang dilakukan dalam waktu yang tidak terbatas dengan tujuan menganalisa tentang bacaan yang dibaca.
d.) Membaca Sintopikal
Membaca sintopikal ini menuntut pembaca untuk mempunyai waktu lebih banyak lagi, karena dalam membaca sintopikal pembaca harus menganalisis lebih dari 1 buku.
Dari keempat jenis tingkatan membaca di atas, membaca sintopikal-lah yang paling berat dan melelahkan. Namun membaca sintopikal atau membaca perbandingan ini memungkinkan pembaca memperoleh kepuasan, karena banyak informasi yang dapat diperoleh dengan membaca pada tingkatan ini.
2) Membaca Berdasarkan Kecepatan dan Tujuannya
Gani dan Semi (1976:4) membagi membaca ke dalam 4 jenis, yaitu; membaca kilat (skimming), membaca cepat (speed reading), membaca studi (careful reading), dan membaca reflektiv (reflektive reading).
a.) Membaca Kilat (skimming)
Membaca kilat (skimming) merupaka salah satu cara membaca yang lebih mengutamakan penangkapan esensi materi bacaan, tanpa membaca keseluruhan dari materi bacaan tersebut. Untuk membaca kilat diperlukan keterampilan yang dapat menentukan bagian-bagian bacaan yang mengandung ide atau pikiran pokok.
Tujuan membaca kilat adalah menangkap seperangkat ide pokok, mendapatkan informasi yang penting dalam waktu singkat atau terbatas, dan menemukan suatu pandangan atau sikap penulis.
b.) Membaca Cepat (speed reading)
Membaca cepat adalah membaca yang dilakukan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Biasanya dengan membaca kalimat demi kalimat dan paragaraf tetapi tidak membaca kata demi kata.
Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi, gagasan utama, dan penjelasan dari suatu bacaan dalam waktu yang singkat.
c.) Membaca Studi (careful reading)
Membaca studi dilakukan untuk memahami, mempelajari, dan meneliti suatu persoalan, kadang-kadang dituntut pula untuk menghadapkannya dalam ingatan. Untuk keperluan ini, membaca harus dilaksanakan dengan kecepatan yang agak rendah. Ciri-ciri pembaca yang baik dan efesien yaitu mempunyai kebiasaan yang baik dalam membaca, betul-betul mengerti tentang apa yang dibaca, sehabis membaca dapat mengingat sebahagian besar pokok-pokok bacaan, dan dapat membaca dengan kecepatan yang terkontrol (Al-Falasay dan Naif, 1985:25).
d.) Membaca Reflektiv (reflektive reading)
Membaca reflektiv adalah membaca untuk menangkap informasi dengan terperinci dan kemudian melahirkannya kembali atau melaksanakannya dengan tepat sesuai dengan keterangan yang diperoleh.
Biasanya membaca reflektiv dilakukan dengan tuntutan petunjuk tentang percobaan di labor, petunjuk yang memerlukan tindakan pembaca. Disamping itu juga dilaksanakan atau ditujukan untuk merefleksikan suatu bacaan, membaca untuk kesenangan dan membaca estetis.
2. Membaca Cepat
a. Pengertian Membaca Cepat
Nurhadi ( 1987:31-32) menyatakan “membaca cepat dan efektif ialah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan, dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya”.
Muchlisoh (1992:149) mengatakan bahwa:
Membaca cepat bukan berarti jenis membaca yang ingin memperoleh jumlah bacaan atau halaman yang banyak dalam waktu yang singkat. Pelajaran ini diberikan dengan tujuan agar siswa sekolah dasar dalam waktu yang singkat dapat membaca secara lancar dan dapat memahami isinya secara tepat dan cermat. Jenis membaca ini dilaksanakan tanpa suara.
Berbeda dengan pendapat-pendapat sebelumnya, Supriyadi (1995:128) mengatakan bahwa “membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan mata dalam membaca”.
Saleh Abbas (2006:108) menyatakan “membaca cepat adalah membaca sekejap mata, selayang pandang. Tujuannya adalah dalam waktu yang singkat pembaca memperoleh informasi secara cepat dan tepat”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan dengan menggunakan gerakan mata dan dilakukan tanpa suara yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara tepat dan cermat dalam waktu singkat.
b. Pemahaman dalam Membaca Cepat
Dalam membaca cepat terkandung pemahaman yang cepat pula. Bahkan pemahaman inilah yang menjadi pangkal tolak pembahasan, bukannya kecepatan. Akan tetapi, bukan berarti membaca lambat akan meningkatkan pemahaman. Bahkan orang orang yang biasa membaca lambat untuk mengerti suatu bacaan akan dapat mengambil manfaat yang besar dengan membaca cepat. Seorang pembaca yang baik akan mengatur kecepatan dan memilih jalan terbaik untuk mencapai tujuannya. Kecepatan membaca sangat tergantung pada bahan dan tujuan membaca, serta sejauh mana keakraban dengan bahan bacaan. Kecepatan membaca harus seiring dengan kecepatan memahami bahan bacaan.
Supriyadi (1995:127) menyatakan “keterampilan membaca yang sesungguhnya bukan hanya sekedar kemampuan menyuarakan lambang tertulis dengan sebaik-baiknya namun lebih jauh itu adalah kemampuan memahami dari apa yang tertulis dengan tepat dan cepat”.
“Seorang pembaca cepat tidak berarti menerapkan kecepatan membaca itu pada setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang dihadapinya”(Nurhadi, 1987:32).
Soedarso (1988:18) mengatakan “kecepatan membacapun harus fleksibel. Artinya, kecepatan tidak harus selalu sama. Adakalanya kecepatan itu diperlambat. Hal itu tergantung pada bahan dan tujuan kita membaca”.
Supriyadi (1995:142) menyatakan “bahan bacaan untuk pelajaran membaca cepat hendaknya bahan bacaan yang pernah dibaca atau bahan bacaan yang diperkirakan dekat dan akrab dengan kehidupan pembaca”.
Pembaca yang efektif dan efesien mempunyai kecepatan bermacam-macam. Sadar akan berbagai tujuan, tingkat kesulitan bahan bacaan, serta keperluan membacanya saat itu. Karena kesadaran itu akan sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman terhadap isi bacaan.
c. Kegunaan Membaca Cepat
Depdikbud (2005:7) mengatakan:
Ada berbagai kegunaan yang terkandung dari kemampuan membaca cepat, diantaranya adalah (1) membaca cepat menghemat waktu, (2) membaca cepat menciptakan efesiensi, (3) semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk melakukan hal-hal rutin, maka semakin banyak waktu yang tersediauntuk mengerjakan hal penting lainnya, (4) membaca cepat memiliki nilai yang menyenangkan/ menghibur, (5) membaca cepat memperluas cakrawala mental, (6) membaca cepat membantu berbicara secara efektif, (7) membaca cepat membantu dalam menghadapi ujian, (8) membaca cepat meningkatkan pemahaman, (9) membaca cepat menjamin untuk selalu mutakhir, dan (10) membaca cepat dapat dikatakan sebagai tonikum mental.
d. Penghambat Kecepatan Membaca
Depdikbud (2005:26) mengemukan:
Beberapa kebiasaan umum negatif yang lumrah terdapat pada pembaca yang biasa ataupun pembaca yang lambat, hal itu antara lain (1) meneliti materi bacaan secara berlebihan dan melakukan subvokalisasi, (2) tidak berusaha mengurangi gangguan waktu dan interupsi, dan (3) membiarkan stress mengganggu disaan pembaca dihadapkan pada materi bacaan yang terlampau banyak ataupun membiarkan adanya kesulitan fisik lainnya yang berkaitan dengan membaca, seperti dyslexia.
e. Kebiasaan Positif yang Dapat Menunjang Peningkatan Membaca Cepat
Depdikbud (2005:26) mengemukakan bahwa “kebiasaan positif yang harus dikembangkan atau perkuat dalam membaca antara lain (1) meningkatkan motivasi, (2) meningkatkan konsentrasi, (3) meningkatkan daya ingat dan daya panggil ulang, (4) meningkatkan pemahaman.”
f. Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat
Kemampuan membaca cepat bukanlah kemampuan yang diperoleh karena bakat, karena “membaca cepat adalah sebuah keterampilan” (Nurhadi, 2004:26). Seirama dengan itu Depdikbud (2005:5) menyatakan bahwa:
Membaca cepat adalah sebuah keterampilan. Keberhasilan anda dalam menguasai teknik ini sangat bergantung pada sikap anda sendiri, tingkat keseriusan anda, dan kesiapan untuk mencoba melatihkan teknik tersebut. Untuk itu anda harus; 1) berkeinginan untuk memperbaiki; 2) merasa yakin bahwa anda akan dapat melakukan hal itu.
Berdasarkan pernyataan di atas maka usaha peningkatan kemampuan kemampuan membaca cepat membutuhkan seragkaian latihan secara bertahap yang dirancang unuk menghilangkan kebiasaan negatif dalam membaca dan sekaligus menonjolkan positifnya.
Depdikbud (2005:26) mengungkapkan:
Ada beberapa upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat seseorang. Beberapa upaya tersebut adalah (1) mengurangi subvokalisasi, (2) mengurangi kebiasaan menunda dan interupsi, (3) mengurangi stres, (4) meningkatkan konsentrasi, (5) meningkatkan daya ingat dan daya panggil ulang, (6) menggunakan pola pemanggilan ulang.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat, seseorang memerlukan latihan dengan menerapkan berbagai metode pendukung. Salah satu metode yang dapat mendukung upaya kearah peningkatan kemampuan membaca cepat adalah dengan menerapkan metode speed reading.
3. Metode Speed Reading
a. Pengertian Speed Reading
Soedarso, Speed Reading (Gramedia, cet. 11,2004) mengatakan “metode speed reading merupakan semacam latihan untuk mengelola secara cepat proses penerimaan informasi”. Seseorang akan dituntut untuk membedakan informasi yang diperlukan atau tidak. Informasi itu kemudian disimpan dalam otak.
Speed reading juga merupakan keterampilan yang harus dipelajari agar mampu membaca lebih cepat sekaligus memahami semua yang terkandung di dalam bacaan yang bersangkutan. Tidak ada orang yang dapat membaca cepat karena bakat. Maka itu harus dipahami bahwa membaca cepat bukanlah melulu cepat memecah kode dan segera menyelesaikan sebuah buku. Membaca cepat adalah bagaimana kita dapat membaca dengan pemahaman yang lebih baik dalam waktu lebih cepat serta mengingatnya dengan baik pula. Bersamaan dengan hal tersebut di atas Supriyadi (1995:127) menyatakan “keterampilan membaca yang sesungguhnya bukan hanya sekedar kemampuan menyuarakan lambang tertulis dengan sebaik-baiknya namun lebih jauh adalah kemampuan memahami dari apa yang tertulis dengan tepat dan cepat”.
Dengan menggunakan teknik speed reading para siswa diharapkan dapat lebih efesien dalam menggunakan waktu dalam belajar. Data survey menunjukkan bahwa lima dari empat puluh siswa yang telah mampu menggunakan pola speed reading dapat memahami suatu bacaan dengan sama baiknya dengan siswa yang belum menguasai speed reading. Dengan pola pelatihan yang kontiniu diharapkan para siswa dapat membaca dengan kecepatan hingga 800 kata per menit tanpa menghilangkan makna bacaan.
b. Langkah-langkah Speed Reading
Nurhadi (2004:26) menyatakan “membaca cepat dapat dilakukan dengan cara (1) persiapkan pencatat waktu (arloji), perhatikan pada saat anda mulai membaca, (2) hitung berapa lama (menit) anda menyelesaikan teks tersebut; kemudian, (3) dengan jumlah lama waktu itu (…menit,…detik) lihatlah kedalam tabel kecepatan membaca”..
Format Daftar Kecepatan Membaca
Waktu mulai : …menit…detik
Waktu berakhir : …menit…detik
Lama/Waktu Kecepatan
1 menit 00 detik
… 600 kata/menit

Nurhadi (2004: 19-21)
Widodo Santoso dalam MUTU Vol. IV No. 03 Edisi Oktober-Desember 1995:42 menyatakan langkah-langkah latihan kecepatan membaca adalah:
1.) Siswa secara klasikal diberi bacaan (wacana) yang sama.
2.) Bagi siswa kelas I dan II tugas membaca bergantian tiap siswa, dan bagi siswa kelas III sampai dengan VI membaca dalam hati/pemahaman secara bersama.
3.) Masing-masing siswa menghitung jumlah kata yang telah dibaca selama batas waktu yang telah ditetapkan. Jika dikhawatirkan siswa tidak jujur, dapat diadakan tanya jawab tentang isi wacana atau kalimat terakhir yang dibacanya.
4.) Menghitung rata-rata jumlah kata yang telah dibaca masing-masing siswa dalam setiap menit.
5.) Guru membuat tabel kecepatan membaca dan siswa menuliskan banyaknya kata setiap latihan.
Tabel Kecepatan Membaca
No. Nama Murid Banyak kata yang dibaca selama 1 menit Rata-rata tiap menit
1
2
3
Widodo Santoso dalam MUTU Vol. IV No. 03 Edisi Oktober-Desember 1995:42.
4. Pengajaran Membaca Cepat dengan Menggunakan Metode Speed Reading
a. Perencanaan Pengajaran Membaca Cepat dengan Menggunakan Metode Speed Reading
Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar suatu pokok bahasan tertentu, guru dituntut untuk membuat perencanaan pengajaran (Supriyadi, 1995:159). Semakin baik perencanaan yang dibuat, semakin mudah pelaksanaan pengajarannya sehingga semakin tinggi hasil belajar mengajar yang dicapai.
Perencanaan pengajaran yang dipersiapkan guru dituangkan dalam wujud satuan pelajaran (satpel) yang sepenuhnya berpedoman kepada GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) (Supriyadi, 1995:162). Apabila pernyataan tersebut kita sesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sekarang, maka perencaan pengajaran yang dipersiakan guru dituangkan dalam wujud rencana pelaksanaan pengajaran (RPP) yang sepenuhnya berpedoman kepada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang telah ditetapkan oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP). Dalam KTSP sudah dicantumkan kolom-kolom yang memuat informasi: standar kompetensi dan kompetensi dasar, program (kelas, semester).
Melihat wujud kurikulum yang demikian, terdapat pokok-pokok masalah yang perlu diperhatikan guru dalam merencanakan persiapan mengajarnya, yaitu:
1.) bagaimana menjabarkan tujuan yang masih bersifat umum tersebut (standar kompetensi dan kompetensi dasar) ke dalam rumusan yang lebih operasional, jelas dan sederhana (indikator)?,
2.) bagaimana menetapkan sumber dan bahan pengajaran (pokok bahasan) beserta uraiannya?,
3.) bagaimana menetapkan teknik atau metode kegiatan belajar mengajar yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut?,
4.) bagaimana menetapkan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut?,
5.) bagaimana bentuk evaluasi yang akan dikembangkan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan di atas?.
b. Pelaksanaan Perencanaan Pengajaran Membaca Cepat dengan Menggunakan Metode Speed Reading
Setelah selesai menyelesaikan pembuatan persiapan/perencanaan mengajar, selanjutnya memasuki tahap pelaksanaan rencana tersebut di dalam kegiatan nyata dalam kelas. Untuk melaksanakan program pengajaran tersebut, tentu saja perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1.) Kurikulum yang bersangkutan dengan membaca cepat;
2.) mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia;
3.) pemanfaatan berbagai sumber dan sarana yang terdapat di lingkungan sekolah atau lingkungan sekitarnya;
4.) sifat pokok bahasan membaca cepat itu sendiri, (Supriyadi, 1995:166)
Langkah-langkah proses belajar mengajar (PBM) yang dikelola guru hendaknya dapat mengarahkan siswa terhadap pencapaian tujuan pengajaran membaca cepat seperti yang telah dirumuskan dalam indikator. Melalui pendekatan keterampilan proses dengan menerapkan metode speed reading, proses belajar mengajar dijadikan sarana bagi penggalian, pembinaan, dan pengembangan kemampuan dasar masing-masing siswa. Oleh karena itu itu titik berat proses belajar mengajar ditekankan pada aktivitas siswa yang menunjang peningkatan kemampuan membaca cepatnya. Instruksi-instruksi, tugas, saran, perintah, penjelasan guru, dan sejenisnya hendaklah jelas sehinga dapat dipahami siswa. Dan yang tidak kalah penting dari hal-hal di atas ialah bahwa hasil dari proses belajar mengajar membaca cepat ini hendaknya dapat dinilai, baik dalam prosesnya, maupun hasil belajar yang diperoleh siswa. Dan pada akhirnya diharapkan siswa kita dapat menunjukkan hasil belajar membaca cepat dalam wujud yang lebih konkret. Misalnya grafik kemajuan membaca cepat siswa dan sebagainya yang dapat dipajangkan. Cara seperti ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Penilaian-penilaian Pengajaran Membaca Cepat dengan Menggunakan Metode speed reading
Supriyadi (1995:167) menyatakan “penilaian ini dapat dilakukan terhadap dua hal, yaitu penilaian terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Penilaian terhadap proses dapat dilacak dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.”
Penilaian terhadap perencanaan dapat diarahkan terhadap komponen-komponen rencana pelaksanaan pengajaran seperti indikator, proses belajar mengajar (yang terintegrasi di dalamnya bahan, metode, media, sumber, dan sarana), dan evaluasi. Apakah komponen-komponen tersebut relevan dengan pokok bahasan membaca dan tuntutan pengajaran membaca?.
Penilaian terhadap pelaksanaan pengajaran membaca ditujukan terhadap tingkat kesesuaian kegiatan yang dilakukan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dan bagaimana proses kegiatan itu berlangsung. Adakah kegiatan tersebut mengembangkan keterampilan proses dan membaca cepat ?. Bagaimana dengan pengembangan konsep dan nilai, serta penegmbangan keterampilan siswa, apakah hal tersebut tampak dalam aktivitas siswa?. Kegiatan ini diiringi dengan pemberian umpan balik oleh guru, baik secara individual maupun kelompok. Bentuknya dapat berupa bantuan, petunjuk, penghargaan, dan lain-lain sehingga hal ini dapat tercermin dari kegiatan siswa seperti berikut:
1.) siswa membaca mandiri,
2.) siswa menjadi tutor sebaya dalam menjelaskan kosakata sulit bagi kawan-kawannya,
3.) siswa membuat laporan kemampuan membaca cepatnya,
4.) siswa mengulang bahan bacaan yang telah diberikan untuk lebih meningkatkan kemampuannya dalam membaca cepat.
Penilaian terhadap hasil belajar siswa terutama diarahkan kepada (1) penguasaan konsep, (2) pengembangan sikap dan nilai, dan (3) penguasaan keterampilan. (Supriyadi, 1995:168)
Siswa dianggap telah menguasai konsep apabila mereka telah dapat menafsirkan dan membuat ringkasan isi wacana, serta melahirkan gagasannya sendiri mengenai sub pokok bahasan tersebut dengan bahasa dan imajinasinya sendiri. Penumbuhan sikap dan nilai tercermin dari sikap berani mengeluarkan pendapat, berdisiplin, jujur, dan lain-lain. Penguasaan keterampilan dapat terlihat pada kemampuan mencari dan menemukan ide paragraf, kemampuan membaca dengan kecepatan yang memadai, kemampuan melahirkan kembali (berbicara), dan sebagainya.
B. KERANGKA TEORITIS
Membaca cepat merupakan salah satu keterampilan membaca yang perlu ditumbuhkembangkan dalam diri siswa semenjak dini. Karena membaca cepat sangat penting dimiliki oleh siswa guna menghadapi perkembangan teknologi informasi yang semakin hari semakin canggih.
Kemampuan membaca cepat dapat ditingkatkan melalui latihan yang dilaksanakan secara bertahap dan kontiniu, karena membaca cepat bukanlah bakat ataupun kemampuan warisan. Oleh karena itu, kecepatan membaca hendaklah diajarkan dan dilatihkan secara terus menerus semenjak dini sampai waktu yang tak terbatas seiring dengan perkembangan teknologi.
Banyak ahli yang menawarkan berbagai teknik/metode agar seseorang mampu dan memiliki kemampuan membaca cepat. Salah satu diantaranya adalah metode yang dikenal dengan speed reading.Speed reading merupakan metode praktis, sederhana, dan terbaru yang akan mengantarkan seseorang kepada kemampuan membaca cepat yang maksimal. Peningkatan kemampuan membaca cepat dengan speed reading ditempuh dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Pra Baca
a. Menyiapkan stopwatch atau jam
b. Menyampaikan tujuan membaca
c. Menyampaikan teknik dan mekanisme membaca
d. Mengenalkan topik/ judul bacaan
e. Memfokuskan perhatian siswa pada judul untuk diinterpretasikan
f. Menginventarisasi interpretasi siswa
g. Siswa secara klasikal diberi bacaan (wacana) yang sama.
h. Perhatikan pada saat anda mulai membaca, catat waktunya.
2. Tahap Saat Baca
a. Membaca teks
3. Pasca Baca
a. Mencatat waktu selesai membaca
b. Menjawab pertanyaan
c. Mencek jawaban pertanyaan
d. Hitung berapa lama (menit) anda menyelesaikan teks tersebut, konversikan waktu membaca (…menit,…detik) lihatlah kedalam tabel kecepatan membaca.
e. Mengkonversikan tingkat pemahaman
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Ada dua macam pendekatan dalam penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dimana peneliti akan bekerja dengan angka-angka sebagai perwujudan gejala yang diamati dan pendekatan kualitatif dimana peneliti akan bekerja dengan informasi-informasi data dan di dalam menganalisanya tidak menggunakan analisa data statistik.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif action research. Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh penggunaan metode speed reading dalam terhadap peningkatan kemampuan membaca cepat siswa, dengan mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil pre-test dan post-test .
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 31 Malalo Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada semester Juli-Desember 2007 dan menganalisis data pada Desember 2007.
C. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.Hal ini senada dengan pendapat Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Dalam suatu penelitian eksperimen, Sutrisno Hadi (1982:437) membedakan variabel menjadi dua yaitu (1) variabel eksperimen atau treatment variable yaitu kondisi yang hendak diselidiki bagaimana pengaruhnya terhadap gejala atau behaviour variable, (2) variabel non eksperimental yaitu variabel yang dikontrol dalam arti baik untuk kelompok eksperimental
Sedangkan Suharsimi Arikunto (1998:101) membedakan variabel menjadi dua yaitu variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas, atau independent variabel (X), dan variabel akibat yang disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat, atau dependent variabel (Y).
Berdasarkan pendapat diatas, dalam penelitian ini terdiri dari variabel eksperimental yang meliputi:
1. Variabel bebas : Penggunaan metode speed reading
2. Variabel terikat : Peningkatan kemampuan membaca siswa
Sedangkan variabel non-eksperimetal dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, dan prestasi belajar.
D. Desain dan Paradigma Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam penelitian eksperimental, desain penelitian disebut desain eksperimental. Desain eksperimen dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan validitas internal maupun eksternal.
Suharsimi Arikunto (1998:85-88) mengkategorikan desain eksperimen murni menjadi 8 yaitu control group pre-test post test, random terhadap subjek, pasangan terhadap subjek, random pre test post test, random terhadap subjek dengan pre test kelompok kontrol post test kelompok eksperimen, tiga kelompok eksperimen dan kontrol, empat kelompok dengan 3 kelompok kontrol, dan desain waktu.
Sutrisno Hadi (1982:441) mengkategorikan desain eksperimen menjadi enam yaitu simple randomaized, treatment by levels desaigns, treatments by subjects desaigns, random replications desaigns, factorial designs, dan groups within treatment designs. Sedangkan Ibnu Hadjar (1999:327) membedakan desain penelitian eksperimen murni menjadi dua yaitu pre test post test kelompok kontrol dan post tes kelompok kontrol.
Dalam penelitian eksperimen murni, desain penelitian yang populer digunakan adalah sebagai berikut:
a. Control Group Post test only design atau post tes kelompok kontrol
Desain ini subjek ditempatkan secara random ke dalam kelompok-kelompok dan diekspose sebagai variabel independen diberi post test. Nilai-nilai post test kemudian dibandingkan untuk menentukan keefektifan tretment.
Desain ini cocok untuk digunakan bila pre test tidak mungkin dilaksanakan atau pre test mempunyai kemungkinan untuk berpengaruh pada perlakuan eksperimen. Desain ini akan lebih cocok dalam eksperimen yang berkaitan dengan pembentukan sikap karena dalam eksperimen demikian akan berpengaruh pada perlakuan.
b. Pre test post test control group design atau pre tes post tes kelompok kontrol
Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimental (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok kontrol). Dari desain ini efek dari suatu perlakuan terhadap variabel dependen akan diuji dengan cara membandingkan keadaan variabel dependen pada kelompok eksperimen setelah dikenai perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan.
c. Solomon four group design
Desain ini menuntut penempatan subjek secara random kedalam empat kelompok. Pada kelompok 1 dan 2 diberi pre test dan post test dan hanya kelompok 1 dan 3 yang dikenai perlakuan eksperimen.
Kelemahannya adalah memerlukan subjek dua kali lipat jumlah subjek untuk desain eksperimen.
Dalam penelitian ini digunakan desain Pre Tes Post Test Control Group. Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah sebagai berikut:
Kelompok Pre-test Perlakuan Poast-test
KE K – 1 metode speed reading K –2
KK K – 1 - K – 2
Keterangan :
KE : Kelompok Eksperimen
KK : Kelompok Kontrol
K-1 : Pre Test
K-2 : Post Test
2. Paradigma Penelitian
Kelinger (1993:484) mengartikan paradigma penelitian sebagai model relasi antara variabel-variabel dalam suatu kajian penelitian. Paradigma dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
a. Paradigma Kelompok Eksperimen
b. Paradigma Kelompok Kontrol
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian menurut Suharsimi (1998:115) adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1984:70) populasi penelitian adalah seluruh individu yang akan dikenai sasaran generalisasi dan sampel-sampel yang akan diambil dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 31 Malalo kecamatan Batipuh kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.
3. Sampel Penelitian
Sampel penelitian menurut Suharsimi (1998:117) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan sampel random dengan sistem undian dengan maksud agar setiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian. Adapun tekniknya dengan mengundi gulungan kertas sejumlah kelas yang didalamnya tertulis nomor kelas, sehingga didapatkan satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol.
F. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara atau jalan yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian menurut Suharsimi (1998:138) secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu tes dan non test.
Dalam penelitian ini menggunakan angket dalam pengumpulan data. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Tujuan digunakan angket dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap minat belajar siswa baik sebelum dikenai treatmen maupun sesudah dikenai tretmen.
Menurut Ibnu Hadjar (1999:184-88) menggolongkan angket menjadi empat yaitu angket terbuka dan tertutup, skala, daftar cek, dan bentuk rangking. Sedangkan Suharsimi (1998:140-141) menggolongkan angket sebagai berikut:
1. Berdasarkan cara menjawab dibedakan menjadi dua yaitu angket terbuka dan angket tertutup.
2. Berdasarkan dari jawaban yang diberikan dibedakan menjadi dua yaitu angket langsung dan angket tidak langsung.
3. Dipandang dari bentuknya dibedakan menjadi empat yaitu angket pilihan ganda, isian, check list, dan rating scale.
Berdasarkan macam-macam angket diatas, dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup dengan jawaban pilihan ganda.
Menurut Suharsimi (1998:141), kelebihan angket adalah sebagai berikut:
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2. dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
3. dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
4. dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab
5. dapat dibuat terstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Selain memiliki kelebihan, Suharsimi (1998:142) juga mengemukakan kelemahan angket sebagai berikut:
1. responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, adahal sukar diulang kembali kepadanya
2. seringkali sukar dicari validitanya
3. walaupun dibuat anonim, kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
4. seringkali tidak kembali
5. waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
Adapun tujuan penggunaan angket dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui minat belajar siswa baik sebelum dikenai perlakuan ataupun sesudah dikenai perlakuan. Kisi-kisi angket minat belajar adalah sebagai berikut:
Variable Indikator Jumlah Item
a. Perhatian a. Mempunyai perhatian untuk tahu terhadap bahan pelajaran
b. Mempunyai perhatian untuk memahami materi pelajaran
c. Mempunyai perhatian untuk menyelasaikan soal-soal pelajaran. 5
5
5
b. Ketertarikan a. Ada ketertarikan untuk tahu terhadap bahan pelajaran
b. Ada ketertarikan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran.
c. Ada ketertarikan untuk memahami bahan pelajaran 5
5
5
c.Rasa Senang a. Mengetahui bahan belajar dengan rasa senang
b. Memahami bahan belajar dengan rasa senang
c. Mampu menyelesaikan soal-soal dengan rasa senang. 5
5
5
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan tiga teknik pengumpulan data lainnya, yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dengan instrumen pengumpulan data adalah peneliti sendiri. Menurut Sudjana dan Ibrahim (1989:201) bahwa “teknik observasi partisipan dan wawancara spontan merupakan teknik yang paling utama dalam penelitian kualitatif. Wawancara dapat dilakukan secara spontan dengan observasi partisipan dan dapat pula secara sendiri”.
1. Observasi
Untuk mengumpulkan data di lapangan peneliti melakukan observasi langsung. Menurut W. Gulo (2003:115) “observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi yang mereka saksikan selama penelitian, penyaksian terhadap peristiwa dengan melihat, mendengar dan merasakan yang kemudian dicatat secara seobjektif mungkin”. Pelaksanaan observasi peneliti dilakukan dengan tiga tahapan sebagaimana dikatakan Sanapiah faisal (1990:80), yaitu; (a) observasi deskriptif, observasi ini dilakukan pada tahap ekspolarasi umum, pada tingkat observasi ini , peneliti berusaha memperhatikan dan merekamsebanyak mungkin aspek/elemen situasi sosial yang diobservasi sehingga mendapat gambaran umum masih berkisar pada apa yang tengah berlangsung pada suatu situasi sosial, (b) observasi terfokus yaitu observasi yang dilakukan sebagai kelanjutan dari ibservasi deskriptif, pada tahap ini observasi lebih terfokus pada tahap-tahap detil atau rincian-rincian suatu domain, ini dilakukan terutama untuk kebutuhan analisis taksonomi, guna memperoleh data terinci pada domain-domain tertentu yang telah dipilih untuk analasis taksonomis, observasi ini yaitu suatu kegiatan observasi yang telah disempitkan fokusnya, akan tetapi lebih dicermati secara mendetail atau terinci, (c) observasi terseleksi, observasi ini dilakukan atau dikembangkan untuk mendapatkan data informasi yang diperlukan untuk analisis komponsial: suatu analisis dalam penelitian kualitatif yang arahnya menegenai kontras-kontras antar set kategori (warga suatu domain) dalam berbagai dimensi yang mungkin saling berbeda antar set kategori yang satu dengan set kategori yang lainnya.
Pelaksanaan observasi tahap manapun dilakukan, serta jenis observasi apapun yang dipergunakan, penelitian kualitatif dituntut untuk banyak bertanya pada diri sendiri. Diwaktu yang bersamaan peneliti perlu menempatkan dirinya sebagai informan bagi dirinya. Kegiatan bertanya pada diri sendiri akan dapat mengarahkan kegiatan observasi, dan inilah slah satu makna posisi peneliti sebagai instrumen penelitian. Pada pelaksanaan observasi peneliti mengumpulkan informasi dengan menggunakan alat tulis seperti buku, pena dan alat audio (tape recorder) serta alat visual (camera photo).
2. Wawancara
Wawancara digunakan dalam rangka memperoleh informasi verbal secara langsung dari informan. Berdasarkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian maka peneliti menetapkan bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka, dengan tujuan agar responden yang diwawancarai dapat mengetahui tujuan dari wawancara tersebut.
Penetapan bentuk wawancara ini dipertegas oleh Moleong (2002:137) yang menyatakan bahwa “dalam penelitian kualitatif sebaiknya digunakan wawancara terbuka yang para subyeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara itu”. Selain wawancara terbuka dalam penelitian ini peneliti menetapkan bentuk wawancara terstruktur dimana peneliti menetapkan sendiri masalah dan aspek pertanyaan yang diajukan.
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data selain dengan observasi dan wawancara juga dapat dilakukan studi dokumentasi untuk mendapatkan informasi yang berkaitan administrasi, kondisi fisik, dan keadaan sosial dalam bentuk visual (data gambar). Data yang dikumpulkan dengan cara-cara ini adalah tentang guru, pelaksanaan, kondisi sosial pembelajaran pada kelas yang diajarkan.
G. Validitas dan Reliabilitas
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable. Menurut Suharsimi (1998:160) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memilili validitas rendah. Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas instrumen dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut:
dengan pengertian
x : X- X
y : Y – Y
X : skor rata-rata dari X
Y : skor rata-rata dari Y
Sedangkan di bagian lain Suharsimi (1998:170-171) menerangkan reliabilitas adalah instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang reliable berarti instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bias dipercaya. Dalam penelitian ini untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:
dengan keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
r1/21/2 : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen
H. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan analisis statistuk parametik yaitu suatu metode yang dibutuhkan asumsi tentang distribusi populasi..

baca selengkapnya......

Reading Definition

Reading Definition

Reading is one of the four language skills (listening, speaking, reading and writing) is Important to be learned and mastered by Every individual. By reading, one Can you relax, interacting with the Feelings and thoughts, obtain information, and improve the science knowledge. According to Bowman (1991: 265) reading is an appropriate means to promotes a Lifelong Learning (life-long learning). By teaching the children how to read means giving children a future These Which provides a technique to explore how "the world" Wherever he chose, and Provide the opportunity to get a goal in life.

Reading is a way to get information from something That was written. Reading involves the introduction of symbols That make up a language. Read and Hear Is the second most common way to get information. Information gleaned from reading cans include entertainment, ESPECIALLY Pls reading fiction or humor.

Reading is not an easy learning activities. Many factors affect student success in cans reading. In general, These Can Be Identified factors, Standard and Poor 'Teachers, students, environmental conditions, subject matter, and techniques to learn the lesson material.

baca selengkapnya......

Rabu, 11 Mei 2011

Posting Artikel di Joomla Menggunakan Microsoft Office Word 2010

Posting Artikel di Joomla Menggunakan Microsoft Office Word 2010
Kamis, 20 Januari 2011 06:07 Andri Priyanto
Email Cetak PDF

Microsoft Word selain berfungsi untuk mengetik, juga bisa digunakan untuk mem-post ke blog. Fasilitas ini tersedia di Microsoft Word 2007 keatas. Sebelum memanfaatkan fasilitas ini, kita harus mengaktifkan XML-RPC terlebih dahulu pada server.

Sebelum kita bisa mem-post artikel ke joomla melalui Microsoft Word, pertama yang dilakukan adalah konfigurasi pada joomla Anda.

Langkah pertama, download plugin MovableType API for Joomla di sini

Langkah kedua, masuklah ke halaman administrator Joomla Anda dan kemudian install plugin ini, klik Extension -> Install/Uninstall

Posting Artikel Menggunakan MS Word 2010

Kemudian di bagian Upload Package File klik tombol Browse dan cari file plugin yang telah didownload pada langkah pertama diatas dan klik Upload File & Install.

Langkah ketiga, masuklah ke plugin manager, klik Extension -> Plugin Manager, lalu disable-kan plugin XML-RPC - Blogger API dan XML-RPC - Joomla dan enable-kan plugin MovableType API.

Posting Artikel Joomla dari MS Word 2010

Langkah keempat, klik link XML-RPC MovableType API untuk masuk ke menu konfigurasi pluginya dan berikan pengaturan seperlunya pada bagian parameters.

* Default Categori: untuk menentukan pada kategori apa artikel yang di post akan dimasukan
* Single Category Mode: jika Anda memilih yes maka Anda hanya akan bisa mengedit artikel yang disimpan di satu kategori saja, yaitu kategori yang sudah ditetapkan di bagian Default Category
* Storage Path: Untuk mengatur path penyimpanan gambar

Jika semua sudah terkonfigurasi dengan benar, klik tombol Save.

Langkah kelima, klik menu Site -> Global Configuration, kemudian setelah masuk ke Control Panel klik System dan atur bagian Enable Web Services menjadi Yes.

Posting Artikel di Joomla Menggunakan MS Word 2010

Jika sudah klik tombol Save.

Langkah keenam, jalankan Microsoft Office Word 2010, Start -> All Programs -> Microsoft Office -> Microsoft Office Word 2010

Langkah ketujuh, klik tab File -> New -> Blog Post, dan klik tombol Create atau langsung saja klik 2x Blog Post

Posting Artikel Joomla Menggunakan Microsoft Office Word 2010

Langkah kedelapan, jika muncul kotak dialog Register a Blog Account, klik tombol Register Now

Posting Artikel Joomla Menggunakan Microsoft Office Word 2010

Langkah kesembilan, pilih Other pada bagian Blog kemudian klik Next.

Posting Artikel Joomla Menggunakan Microsoft Office Word 2010

Langkah kesepuluh, pada bagian API pilih MetaWebLog dan pada blog post URL isi dengan URL blog Joomla anda diikuti dengan xmlrpc/index.php, misalnya saja http://www.blog-joomla-kamu.com/xmlrpc/index.php. Dan isikian user nama serta password joomla Anda dibagian yang telah disediakan, ceklis kotak Remember Password agar nantinya kita tidak harus selalu memasukkan nama dan password lagi (jika Anda menggunakan komputer yang diapakai oleh umum sebaikanya tidak perlu diceklis). Kemudian klik OK.

Posting Artikel Joomla Menggunakan Microsoft Office Word 2010

Jika koneksi telah berhasil maka akan muncul kotak dialog berikut

Posting Artikel Joomla Menggunakan Microsoft Office Word 2010

Langkah kesebelas, klik OK pada kotak dialog diatas dan Anda sudah bisa mulai membuat artikel, jika sudah selesai klik tombol Publish

Posting Artikel Joomla Menggunakan Microsoft Office Word 2010 (Klik untuk Memperbesar)

Posting Artikel Joomla Menggunakan Microsoft Office Word 2010 (Klik UNtuk Memperbesar)
Share

baca selengkapnya......

Selasa, 10 Mei 2011

KEKELIRUAN PENGANUT RUKYAT GLOBAL & PERLUNYA GARIS TANGGAL HIJRIYAH

KEKELIRUAN PENGANUT RUKYAT GLOBAL & PERLUNYA GARIS TANGGAL HIJRIYAH

1. Pendahuluan

Pertanyaan yang sering muncul baik di kalangan ummat Islam maupun dari luar adalah, mengapa di dalam kalender hijri (kalender Islam) tidak ada kepastian dan konsistensi hari. Bila dalam kalender Internasional (kalender Masehi) tanggal 1 Januari 2001 jatuh hari Senin, maka di manapun 1 Januari 2001 itu adalah Senin.

Namun pada kalender Hijri, tanggal 1 Syawal sering jatuh pada hari yang berbeda-beda, bahkan kadang dalam satu negeri, satu desa, bahkan satu rumah!

Hal ini membuat kita bertanya-tanya, mengapa itu bisa terjadi, dan apa solusinya. Tulisan ini disarikan dari pengalaman penulis selama hampir 10 tahun serta dari ratusan kali ceramah dan diskusi dengan berbagai kalangan.


Sistem Kalender

Kalender Hijri didasarkan pada perhitungan bulan murni. Sebenarnya bisa saja dibuat kalender hijri yang pasti dan konsisten. Misalnya dengan memakai suatu rumus kalender. Atau dengan hisab astronomi pada satu tempat tertentu (misal Makkah) dan dipakai untuk seluruh dunia (hisab global).

Sistem kalender seperti ini pernah direkomendasikan dalam suatu pertemuan OKI dan juga telah banyak dipakai. Namun kegunaannya sebatas keperluan administrasi (misal membuat jadwal penerbangan). Sedang untuk keperluan ibadah (puasa, Ied, Haji), kalender ini tidak mengikat. Hal ini karena dalam masalah ibadah, pendapat yang lebih kuat adalah bahwa waktu-waktunya harus disesuaikan dengan fakta astronomi yang aktual (rukyatul hilal).

Astronomi Islam

Kaum muslimin mulai mengembangkan astronomi yang akurat sejak mereka harus melakukan navigasi di tengah laut baik ketika mereka berbisnis ke India atau ke Cina, maupun ketika mereka harus berjihad menghadapi armada Romawi yang perkasa.

Dalam astronomi ini dikembangkan metode observasi (rukyat) yang sistematis dan memenuhi kaidah serta syarat?syarat ilmiah, yaitu obyektif dan replicable. Dari ribuan observasi, maka berhasil dibuat rumus-rumus hitungan (hisab) untuk melakukan prediksi ke depan. Dengan makin majunya ilmu dan teknologi, maka berhasil dibuat alat-alat rukyat yang lebih teliti dan dari observasinya berhasil lagi dibuat rumus-rumus hisab yang juga makin teliti, dan seterusnya.

Hisab

Hitungan hisab itu kini bisa diotomatisasi dengan pemrograman dalam komputer. Dengan demikian berbagai kesalahan manusia bisa dieliminasi. Salah satu contoh program komputer yang khusus dikembangkan untuk hisab kalender Hijri adalah software 'Mawaaqit' yang semula dikembangkan oleh Club Astronomi Al-Farghani bersama ICMI Orsat Belanda dan kemudian dilanjutkan di Bakosurtanal.

Mawaaqit ini menggunakan algoritma dengan ketelitian yang sangat tinggi, yaitu dari VSOP87, meskipun ada metode yang lebih sederhana. Jean Meeus (1991) menyatakan bahwa dengan teori dan algoritma VSOP87 akurasi yang didapatkan adalah lebih baik dari 0.01'. Untuk bumi, teori ini mengandung 2425 term periodis yang disediakan Buerau des Longitudes (Paris), yaitu 1080 term untuk bujur bumi, 348 untuk lintang dan 997 untuk vektor radius.

Dengan algoritma yang lebih sederhana, misalnya dengan 49 term periodis, (Bretagnon & Simon, 1991) berani memberikan metode kalkulasi bujur dari matahari dengan akurasi 0.0006 derajat (2'.2) untuk tahun 0 sampai +2800 dan 0.0009 derajat (3'.2) untuk '4000 sampai dengan +8000. Metode ini sudah cukup untuk banyak aplikasi.

Akurasi ini terbuktikan baik secara ilmiah misalnya dengan Lunar Laser Ranging, maupun secara praktis, yaitu di dunia pelayaran. Dunia pelayaran setiap hari memakai astronomi modern. Bila ada anomali atau kesalahan data astronomi, maka pasti akan langsung dirasakan para pelaut di seluruh dunia, dan mereka akan menggugat penerbit data astronomi tersebut.

Dengan demikian hisab modern ini sudah mendekati pasti (qath?ie), apalagi bila ketelitian yang diperlukan cuma dalam hitungan menit. Dengan hisab modern ini bisa dihitung besaran-besaran hisab yang sangat penting, dua di antaranya adalah Ijtima' dan Irtifa'.

Ijtima'

Ijtima' adalah saat 'bertemunya' (conjunction) bulan dan matahari pada bujur ekliptik yang sama. Bila lintangnya juga sama maka akan terjadi gerhana matahari. Sejak ratusan tahun yang lalu para astronom bisa menghitung ijtima ribuan tahun ke depan dengan kesalahan kurang dari satu menit.

Ijtima' terjadi serentak, dan cuma sekali setiap bulan. Peristiwa ijtima tidak bisa dilihat karena matahari di belakang bulan sangat menyilaukan.

Irtifa', Wujud ul Hilal

Setelah ijtima', bulan yang makin tinggi lambat laun akan menyentuh horizon bagi tempat di muka bumi yang sedang mengalami matahari terbenam. Bila bulan ini tepat di horizon, maka dikatakan irtifa'-nya nol dan sejak itu dia wujud (wujud ul hilal). Makin lama irtifa' ini makin besar. Dalam 24 jam (sehari) dia akan naik sekitar 12 derajat.

Namun tidak setiap bulan di atas horizon akan membentuk 'wujudul hilal'. Pada konstelasi tertentu, di lintang tertentu, bisa saja bulan berada di atas horizon meski belum ijtima' (=wujud ul qomar). Karena itu irtifa' harus digabung dengan umur bulan.


Rukyat ul Hilal

Rukyat ul Hilal adalah metode praktis membuktikan apakah bulan sabit baru (hilal) terlihat atau tidak. Sebenarnya tidak mudah melakukan rukyatul hilal, sekalipun bagi astronom. Dalam astronomi obyek langit yang biasa dirukyat dianjurkan di atas sudut 15 derajat. Sedang rukyatul hilal justru dilakukan saat irtifa' bulan masih sangat rendah.

Sebenarnya rukyatul hilal semestinya dilakukan setelah ijtima'. Namun secara syar'i rukyat selalu harus dilakukan setiap tanggal 29 Sya'ban atau Ramadhan tanpa melihat sudah ijtima' atau belum.

Secara metodologi, pada saat ini rukyatul hilal jarang dilakukan secara ilmiah, yaitu obyektif, terekam dan replicable. Pada umumnya yang diandalkan adalah kesaksian orang yang dianggap jujur, walaupun kini ada juga laporan rukyat yang ditolak karena nyata-nyata dimustahilkan hisab (misal irtifa' negatif atau belum ijtima' / masih bulan tua).


Imkanur Rukyat

Setiap ada kesaksian rukyat yang diterima, para ahli hisab akan melihat pada irtifa' berapa laporan itu. Dari sini kemudian timbul berbagai teori tentang 'kapan secara astronomis hilal mungkin dilihat'. Inilah konsep 'imkanur rukyat'.

Masalahnya angka imkan yang ada berbeda-beda. Kitab-kitab ilmu falak tua masih memakai 7 derajat. Di Turki memakai 5 derajat. Di Indonesia Jama'ah Persis konsisten memakai hisab mutlak dengan imkan 2 derajat. PBNU tetap akan merukyat namun akan menolak rukyat sementara irtifa' masih kurang dari 2 derajat.

Karena masalah imkan belum ada konsensus, Muhammadiyah akhirnya memutuskan memakai wujudul hilal. Dari sini kelihatan bahwa meski metode hisab sama, namun bila kriteria imkan berbeda, hasilnyapun bisa berbeda satu hari.

Di manakah bulan pertama kali mungkin terrukyat (imkan awal) ternyata bisa di mana saja. Tidak ada sebuah tempatpun yang memiliki privilege. Semua tergantung kondisi aktual. Secara astronomi, bisa dibuatkan garis tanggal hijri (Hijri Date Line / HDL), yaitu suatu garis tempat-tempat dengan irtifa' (wujud, imkan) sama saat matahari terbenam di masing-masing tempat. HDL ini tiap bulan bergeser dan berubah bentuknya.

Yang pasti, faktor cuaca tidak bisa diprediksi dengan hisab astronomi, karena tidak ada hubungannya.

Zona Waktu

Ketika para pelaut Inggris mengelilingi dunia ke arah timur, mereka menghitung hari. Ternyata ketika kembali ke London dari arah barat, mereka dapatkan hari yang dihitung dalam perjalanan selalu lebih panjang sehari dari yang dihitung orang di London.

Dan sebaliknya, bila keliling dunia ke arah barat, maka hari dalam perjalanan selalu lebih pendek sehari dibanding orang yang diam di London.

Untuk menyelesaikan masalah ini, maka akhirnya para pelaut, geografer dan astronom sepakat untuk mendefinisikan suatu garis maya yang disebut garis tanggal internasional (International Date Line / IDL). Garis ini didefinisikan sebagai 180 derajat bujur barat/timur, dan melintas daerah jarang penduduk yaitu di Samudra Pasifik, meski ada sedikit modifikasi untuk tidak memotong satu negara pun di sana.

Bila kita melintasi garis IDL ini, maka akan ada lompat hari. Bila dari Tuvalu kita berangkat Jum'at sore naik pesawat terbang ke West Samoa, maka setelah kurang lebih satu jam kita akan tiba di West Samoa pada Kamis sore!

Meski kelihatan aneh, tapi garis maya ini harus ada agar ada konsistensi hari dan tanggal pada kalender internasional. Dan menurut garis tanggal ini pula kaum muslimin mendefinisikan nama-nama hari seperti Senin, Kamis, Jum'at dan sebagainya.










Gambar 1. Bumi dengan IDL-nya.

Keterangan:

1. (+) = Hilal sudah di atas ufuk, saat Matahari terbenam di tempat itu (Maghrib) à Hilal sudah wujud, dan masuk tanggal 1.
2. (-) = Hilal di bawah ufuk, saat Matahari terbenam di tempat itu (Maghrib) à Hilal belum wujud, dan belum masuk tanggal 1, bisa baru masuk tanggal 29, atau disempurnakan menjadi tanggal 30.
3. Definisi Hilal adalah: bulan sabit yang muncul di ufuk Barat suatu tempat, akan wujud saat akan masuk hari ke 1 (masuk bulan baru). Wujud hilal ini hanya akan terjadi saat waktu Maghrib di suatu tempat.
4. Karena bumi bulat, maka ada kalanya tempat yang sudah masuk malam, ada kalanya yang masih siang. Sehingga, harus dibuat Garis Tanggal Masehi (sifatnya tetap). Sedangkan Garis Tanggal Hijriyah harus juga ada dan bersifat dinamis setiap bulan.
5. Penganut Rukyat Global nampaknya belum mengetahui ”fakta ilmiyah” ini. Sebagaimana seluruh Umat Islam melaksanakan Sholat. Maka, tidak mungkin juga mengikuti waktu Sholat di Mekkah Arab. Misal, Albi sedang berada di Mekkah, dan melihat bahwa matahari di kota Mekkah sudah terbenam. Berarti sudah masuk Maghrib. Maka, Albi mengontak beberapa teman ke seluruh dunia, bahwa saat ini sudah masuk waktu Maghrib. Maka, Hendra yang berada di Papua mendengar kabar, bahwa harus melaksanakan Sholat Maghrib. Padahal di Papua, waktu sudah terlampau malam (jam 12 malam). Karena itu, ini tidak mungkin.
6. Hilal itu sifatnya ”lokal”, Bukan ”global”. Sama juga, katanya hilal itu hanya ada satu, karena bulannya juga hanya satu. Ini benar. Sebagaimana juga matahari. Sholat pakai waktu matahari, tapi mengapa sholat setiap tempat beda-beda waktunya. Padahal mataharinya hanya satu.
7. Sholat Jumat juga tidak seluruh dunia melakukannya pada waktu yang bersamaan. Karena, misal: Hendra yang ada di Papua, pada siang hari melaksanakan Sholat Jumat jam 12 siang. Tapi, Reynaldi yang berada di West Samoa (sebelah kanan Garis Tanggal Masehi), ternyata masih hari Kamis !!! (waktu sudah agak sore sekitar jam 3 atau jam 4). West Samoa ke Timur ke Amerika, terus....., Sholat Jumat baru besoknya.


2. Faktor-faktor Keragaman

Dari uraian di muka, terlihat ada faktor teknis yang memungkinkan keragaman waktu ibadah. Namun selain itu ada juga faktor fiqh dan faktor politis. Dan ini bisa jadi justru lebih dominan.

Faktor Fiqh

Yang klasik dipertentangkan orang adalah disput antara 'rukyat bil fi'li' (dengan mata telanjang) dan hisab yang juga di-klaim sebagai 'rukyat bil 'ilmi'. Di Indonesia hisab mutlak diwakili oleh Muhammadiyah dan Persis. Kedua ormas ini tidak merasa perlu lagi melakukan rukyat, karena hisab dianggap cukup dan tidak lagi menyulitkan. Sementara rukyat diwakili NU, walaupun sebenarnya NU juga memakai hisab, walau tetap harus disahkan rukyat. Setidaknya NU berani menolak rukyat yang dimustahilkan hisab.

Disput yang kedua adalah masalah daerah berlaku rukyat (rukyat lokal vs global). Penganut rukyat lokal berpegang pada mazhab Syafii yang mengenal konsep matla (sejauh radius 120km). Dalam praktek batas matla ini tidak jelas, sehingga lalu muncul 'wilayatul hukmi'. Masalahnya bila wilayah itu amat luas, seperti Rusia atau Daulah Islam di masa lalu.

Faktor Teknis

Andaikata orang sepakat dengan hisab saja atau rukyat saja atau rukyat global, maka hasilnya tetap bisa berbeda secara teknis, yakni bila metode hitungan dan kriteria imkan yang dipakai dalam hisab berbeda, sehingga 29 sya'ban pun berbeda, dan orang akan rukyat pada hari yang berbeda.

Sedang pendapat tentang syarat-syarat rukyat pun bisa beraneka ragam. Ada yang mengharuskan syarat-syarat kesehatan (misal tidak berkacamata), syarat intelektual, syarat kejujuran dsb. Demikian juga perlengkapan yang dipakai, dan petunjuk operasional pada saat rukyat dilakukan.

Selain dua masalah di atas, yang termasuk problem teknis adalah masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan IDL dengan HDL. Akibatnya suatu berita rukyat akan diterima serentak (real-time) di segala penjuru dunia pada 24 zona waktu yang berbeda. Akibatnya bisa saja terjadi, suatu berita diterima di saat yang sama (bukan terlambat!) pada tempat lain yang ?masih pagi/siang? atau ?sudah pagi/siang?.
Andaikata hal-hal ini tidak diperhatikan, maka bisa terjadi, suatu daerah hanya berpuasa 28 hari, sebab harus serentak mengikuti rukyat daerah lain.

Hal ini bisa diatasi dengan pasal tambahan misalnya, hasil rukyat global hanya diikuti daerah di sebelah kiri HDL. Yang di sebelah kanan HDL dianggap 'masih siang', sehingga baru masuk tanggal satu magrib setelah itu. Akibatnya hari untuk tanggal 1 bulan Hijri akan berbeda, walau tetap serentak.

Dalam hal ini, kalender hijri untuk keperluan sipil (administrasi) bisa saja tidak perlu dirubah, dan dualisme kalender ini (sipil ' ibadah) diijinkan pada saat-saat tertentu.

Faktor Politis

Dari sini kelihatan bahwa faktor fiqh dan teknis yang beraneka ragam itu harus disatukan, dan itu tidak bisa selain dengan suatu otoritas yang legitimate baik secara real politis maupun secara syar'ie, yang akan mengadopsi (tabbani) salah satu pendapat yang argumentasinya paling kuat, entah dari segi fiqh maupun teknis rukyat/hisab.

Keputusan ini lebih bersifat politis, karena memang yang dihadapi tidak lagi hukum atau teknis, tetapi masalah yang berkaitan dengan politik juga, yakni semangat kebangsaan (nasionalisme) sempit atau fanatisme golongan (sektarian) yang membuat orang memilih suatu pendapat bukan secara syar'ie atau berdasarkan ilmu pengetahuan.


Albi Fitransyah, S.Si, M.T
Dikutip dari beberapa sumber.

baca selengkapnya......

Syekh Ciliwulung - Cakung

Syekh Ciliwulung - Cakung

Silsilah

SYEKH CILIWULUNG

Pangeran Seda Ing Cakung

Oleh:

Imaduddin Utsman, MA

1431 h/2010 m

Diterbitkan oleh Ponpes Nahdlatul Ulum

Cempaka-Kresek-Tangerang

Banten

Sekapur Sirih Penulis

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan taufik dan hidayah kepada Penulis dalam penyusunan buku yang kecil ini. Salawat dan salam senantiasa tercurah keharibaan Baginda junjungan Nabi besar Muhammad saw.

Buku yang ada di tangan pembaca ini adalah buku tentang silsilah Syekh Ciliwulung. Hanya buku silsilah, bukan buku biografi atau buku sejarah syekh Ciliwulung secara lengkap. Karena, kisah hidup syekh ciliwulung memang masih misteri bagi masyarakat, termasuk para turunannya, sampai sekarang.

Namun penulis menganggap walau hanya silsilah, buku kecil ini mudah-mudahan akan bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi mereka yang mencintai para ulama dan waliyullah semacam Syekh Ciliwulung. Paling tidak Silsilah ini bisa sedikit membuat para pembaca mengenal syekh Ciliwulung. Terutama bagi mereka yang sering berziarah ke maqbarah beliau.

Tegur dan sapa atas terbitnya buku kecil ini mungkin akan bisa membuat buku ini lebih sempurna untuk perbaikan cetakan berikutnya.

Cempaka, jumadil Akhir 1431 h./ 9 Juni 2010

Penulis

Imaduddin Utsman, MA.

I

SYEKH CILIWULUNG

Tidak banyak riwayat yang dapat digali dari tokoh ini, berkaitan dengan kisah-kisah kehidupannya. selain bahwa beliau sangat dihormati setelah wafatnya oleh masyarakat sekitar yang berziarah ke maqbarah beliau yang dianggap berkaromat. Setiap hari terutama malam jum'at para peziarah dari berbagai daerah mendatangi maqbarah beliau untuk mendoakan beliau dan memohon berkah kepada Allah dengan berziarah itu untuk melancarkan dan dikabulkannya hajat mereka.

Banyak kisah mistis yang berkembang di tengah masyarakat mengenai Syekh Ciliwulung yang diyakini sebagai waliyullah ini justeru berkaitan dengan kejadian-kejadian sesudah wafatnya beliau.

Kisah karamnya kapal angkutan menuju Jakarta yang kemudian menewaskan banyak penumpang menjadi mashur ketika salah seorang penumpang yang selamat mengatakan bahwa ia selamat karena memohon kepada Allah dengan menyebut nama Syekh Ciliwulung.

Juga kisah Ki Astari Cakung (w.1985) yang terbawa arus sungai Cidurian dari Pendawa kemudian ia selamat tepat di pinggir sungai yang bersebelahan dengan makam Syekh Ciliwulung. Menurut keyakinan masyarakat Ki Astari selamat karena dibantu oleh Syekh Ciliwulung yang merupakan kakek buyut dari Ki Astari.

II

MASA HIDUP SYEKH CILIWULUNG

Berbagai kontroversi tentang siapakah beliau dan kapan beliau hidup berkembang di tengah masyarakat. Sebagian mengatakan beliau hidup pada masa Maulana Hasanuddin sulthan Banten pertama. Pendapat ini diperkuat oleh cerita rakyat Banten bahwa ketika Maulana Hasanuddin mengadu kesaktian dengan Pucuk Umun (Adipati Banten di bawah Pajajaran) Syekh Ciliwulung membantu Maulana Hasanuddin dengan menjadi ayam aduan untuk bertarung dengan ayam jago milik Pucuk Umun dan kemudian pertarungan ini dimenangkan oleh ayam jago milik Maulana Hasanuddin yang tak lain adalah Syekh Ciliwulung.

Menurut versi ini, Syekh ciliwulung adalah salah seorang dari sembilan pengawal Maulana Hasanuddin bersama dengan sahabat-sahabatnya yaitu Cilikored (Raden Saleh Gunung Santri), Cilimede, Cilijohar, Ciliglebeg, Cilibadrin, Cilibred, Cilibayun dan Ciliwangsa. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kesembilan orang pengawal itu adalah sembilan bersaudara.

Versi kedua mengatakan bahwa Syekh Ciliwulung adalah cucu buyut dari Maulana Hasanuddin. Versi ini dipegang oleh sebagian kecil mereka yang memiliki silsilah garis keturunan kepada Syekh Ciliwulung. Menurut versi ini Syekh Ciliwulung adalah putra Raden Kenyep putra Pangeran Jaga Lautan putra Maulana Hasanuddin. Namun versi ini kurang begitu kuat karena dalam silsilah keturunan Maulana Hasanuddin yang dimiliki oleh para keluarga keraton Surasowan nama Pangeran Jaga Lautan tidak termasuk salah seorang anak Maulana Hasanuddin.

Sedangkan versi ketiga, dan inilah versi paling banyak dipegang mereka yang memiliki silsilah garis keturunan dengan Syekh Ciliwulung, bahwa Syekh Ciliwulung adalah keturunan dari raja-raja kerajaan Sumedang Larang. Dari urutan silsilah yang beredar ditangan para keturunan ini di antara mereka ada yang menempati mulai keturunan ketujuh sampai kesebelas.

Dari versi ini dapat diperkirakan bahwa Syekh ciliwulung hidup sekitar 350 tahun silam yakni sekitar pertengahan abad 18 pada masa pemerintahan Banten di bawah Pangeran Syarif.

Pada masa ini terjadi pemberontakan para kiyai yang dipimpin oleh Kiyai Tapa dan Tubagus Buang yang menuntut Pangeran Syarif turun tahta.

Pangeran Syarif adalah keponakan Ratu Syarifah. Ia adalah wanita keturunan arab isteri Sulthan Zainul Arifin. Dengan licik perempuan ini meminta bantuan Belanda untuk menangkap suaminya, Sulthan Zainul Arifin dan mengangkat keponakannya sebagai sultan Banten. Inilah yang menggerakan Kiayi Tapa dan Tubagus Buang memberontak.

Dengan semangat perang sabil, akhirnya wadyabala Banten di bawah pimpinan Kiayi Tapa dan Tubagus Buang dapat mengalahkan Belanda dan pasukan Pangeran Syarif. Pangeran Syarif kemudian turun tahta dan ia bersama Ratu Syarifah kemudian melarikan diri ke Batavia. Diperkirakan, selain sebagai penyebar agama Islam, Syekh Ciliwulung juga aktif dalam pergolakan itu dalam membantu Kiayi Tapa dan Tubagus Buang.

III

SILSILAH SYEKH CILIWULUNG

Dalam mengurut silsilah ini penulis akan menggunakan versi ketiga dari masa hidup Syekh Ciliwulung karena versi ketiga inilah yang nampaknya paling popular dari risalah silsilah yang dimiliki oleh para keturunannya.

Penulis mendapatkan risalah silsilah dari salah seorang keturunannya. Dalam risalah ini silsilah keturunan syekh Ciliwulung sampai pada Nyai Raja Mantri Putri Sunan Tuakan raja Sumedang Keenam. Setelah penulis teliti dengan silsilah keturunan yang dimiliki oleh keraton sumedang Larang, maka terdapat perbedaan yang tajam. Sunan Tuakan memiliki tiga orang putri yaitu: Ratu Nyai Raja Mantri, Ratu Nyai Sintawati dan dan Ratu Nyai Sari Kencana. Keturunan Syekh Ciliwulung yang sampai pada Prabu Geusan Ulun, menurut urutan silsilah dari keraton sumedang Larang, bukan melalui Nyai Raja Mantri tetapi melalui adiknya yaitu Nyai Sintawati.

Maka penulis akan mengurutkan silsilah Syekh Ciliwulung sampai ke Prabu geusan Ulun dengan menggunakan pendekatan risalah silsilah yang dimiliki salah seorang keturunannya tadi, tapi ketika mengurut dari Prabu Geusan Ulun ke atas penulis menggunakan silsilah dari keraton Sumedang Larang, karena agaknya inilah yang bisa lebih dipertanggung jawabkan.

Sedangkan ketika penulis mengurut silsilah Syekh Ciliwulung sampai kepada Rasulullah melalui Syekh Dzatul Kahfi, Kakek Buyut Prabu Geusan Ulun, penulis menggunakan buku Sejarah Banten yang ditulis oleh Drs. Yosef Iskandar yang membahas buku Pangeran Wangsakerta, pangeran Cirebon, yang berjudul Rajya-rajya I bumi Nusantara yang menerangkan tentang silsilah para raja nusantara dan para penyebar agama islam.

SILSILAH DARI SYEKH DZATUL KAHFI CIREBON

Syekh Ciliwulung bin Raden Kenyep bin Pangeran Lautan bin Raden Tohir bin Raden Kejaksan bin Raden Diwangsa bin Pangeran Jaga Lautan bin Raden Tajuwangsa bin Raden Danugasa bin Raden Fatah bin Pangeran Sumedang bin Prabu Geusan ulun/Pangeran Angkawijaya bin Pangeran Santri bin Maulana Muhammad/Pangeran Palakaran bin Maulana Abdurrahman/Pangeran Panjunan bin Syekh Dzatul Kahfi bin Maulana Isa (Malaka) bin syekh Abdul Qadir bin Abdullah Khanuddin (Al Amir Abdullah Khanuddin-India) bin sayyid Abdul Malik (Adzomat Khan) bin Alwi Amir Al Faqih bin Sayyid Muhammad bin Ali Al Ghayyam bin Sayyid Alwi bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa Al Bashri bin Muhammad Al Naqib bin Ali Al Uraidli bin Imam Ja'far Shodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Husein Al Sibthi bin Sayidatina Fatimah binti Rasulullah Muhammad saw.

SILSILAH DARI KERAJAAN SUMEDANG

Syekh Ciliwulung bin Raden Kenyep bin Pangeran Lautan bin Raden Tohir bin Raden Kejaksan bin Raden Diwangsa bin Pangeran Jaga Lautan bin Raden Tajuwangsa bin Raden Danugasa bin Raden Fatah bin Pangeran Sumedang bin Prabu Geusan ulun/Pangeran Angkawijaya bin Ratu Inten/Ratu Pucuk Umun binti Ratu Sintawati binti Sunan Tuakan Tirtakusuma bin sunan Guling Mertalaya bin Prabu Pagulingan Wirajaya bin Prabu Gajah Agung bin Prabu Lembu Agung bin Prabu Tajimalela.

SYEKH DZATUL KAHFI

Syekh Dzatul Kahfi bernama asli Syekh Idhofi Mahdi, dikenal juga dengan sebutan Syekh Nurjati. adalah seorang ulama pedagang turunan hadramaut. Sekitar tahun 1420 M Syekh Dzatul Kahfi datang ke Muara Jati. Oleh Ki Surawijaya, rombongan Syekh Dzatul Kahfi diijinkan tingggal di Kampung Pasambangan di mana terletak gunung Jati.

Sejak itu mulailah ia berdakwah menyebarkan agama Islam di wilayah Cirebon. Itulah mengapa sebelum kedatangan Sunan Gunung Jati telah banyak orang Cirebon yang beragama Islam. Raden Kian Santang dan adiknya Ratu Rara Santang anak Prabu Siliwangi Pajajaran masuk Islam dan berguru kepada Syekh Dzatul Kahfi. Rara Santang kemudian menikah dengan Syarif Abdullah dari Mesir dan mempunyai anak Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

PANGERAN SANTRI DAN PRABU GEUSAN ULUN

Pangeran Santri bernama asli Raden Sholih ia adalah penyebar agama Islam di Kerajaan Sumedang. Pangeran santri adalah putra Maulana Muhammad bin Maulana Abdurrahman bin Syekh Dzatul Kahfi.

Pangeran Santri menikah dengan ratu penguasa Sumedang yang bernama Ratu Inten dewata dan memiliki anak Pangeran angkawijaya. Pangeran Santri kemudian bersama isterinya memerintah di kerajaan Sumedang. Setelah menjadi raja Pangeran Santri bergelar Pangeran Kusumadinata satu.. Pangeran Angkawijaya kemudian menggantikan ayah dan ibunya dan dinobatkan sebagai raja Sumedang pada tanggal 22 April 1578 dengan gelar Prabu Geusan Ulun. Ia memerintah Kerajaan Sumedang sampai tahun 1601.

Kerajaan Sumedang adalah kerajaan bawahan dari kerajaan Pajajaran Bogor. Setelah Kerajaan Pajajaran sirna ing bumi ditaklukan wadyabala (tentara) Banten 8 mei 1579, Sumedang mewarisi wilayah bekas kerajaan Pajajaran.

PANGERAN SUMEDANG

Pangeran Sumedang bernama asli Pangeran Suradiwangsa adalah putra Prabu Geusan Ulun dengan Ratu Harisbaya/Marsabaya, putri dari Mataram. Karena ibunya asli Mataram ia memilih bergabung dengan Mataram pada tahun 1620 karena khawatir di serang kesultanan Surasowan Banten. Sejak itu Sumedang hanya menjadi sebuah kadipaten di bawah kerajaan Mataram. Pangeran Suradiwangsa kemudian menjadi Bupati pertama dengan gelar Pangeran Adipati Rangga Gempol I.

Wallahu a'lamu bia al shawwab.

Wallahu a'lamu bi naps al amr

baca selengkapnya......